Lebih dari 12.000 Burung yang Bermigrasi Mati Misterius di 4 Provinsi di Iran
Media Iran melaporkan kematian burung migran terjadi di empat provinsi di Iran, Mazandaran, Khorasan Utara, Golesta, dan Qom.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Lebih dari 12.000 Burung yang Bermigrasi Mati Misterius di 4 Provinsi di Iran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kematian-burung-migran-yang-misterius-di-iran-menyebar-ke-empat-provinsi-_-iran-international.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kematian burung migran di Miankaleh, Provinsi Mazandaran, Iran tercatat menjadi kasus misterius.
Pasalnya, jumlah kematian burung-burung migran itu semakin meningkat baru-baru ini.
Media Iran melaporkan kematian burung migran yang lebih misterius di provinsi lain.
Di antaranya Khorasan Utara, Golesta, dan Qom.
![Kematian misterius burung-burung yang bermigrasi di Iran menyebar ke empat provinsi](https://iranintl.com/sites/default/files/styles/articles_landing/public/miankaleh_0.jpg?itok=av5BblaD)
Baca: Wabah Virus Corona Belum Reda, China Sudah Laporkan Kasus Flu Burung H5N1
Dikutip dari portal berita iranintl.com, ISNA, di Provinsi Qom tercatat ada laporan Merpati dan Gagak mati dalam jumlah besar.
Sementara, di Rawa Miankaleh, sebagian besar burung yang mati adalah Flaminggo dan Coots (burung air).
IRNA sebelumnya melaporkan di Provinsi Golestan juga terlihat sejumlah kematian misterius burung-burung yang bermigrasi.
Dokter hewan di kawasan Khorasan Utara mengkonfirmasi jumlah kematian buruk Jalak mengkhawatirkan di Kota Bojnord.
"Penyebab kematian burung Jalak bukan karena penyakit Newcastle atau flu burung," katanya.
Baca: China Laporkan Munculnya Virus Flu Burung, Kemenkes Koordinasi dengan Kementerian Pertanian
Sementara itu, Kepala Organisasi Perlindungan Lingkungan Bojnord buka suara.
Pihaknya mengumumkan sebagian besar leher unggas yang mati di Bojnord terlihat menghitam.
Tercatat 12.000 burung yang bermigrasi mati di Rawa Miankaleh.
Berdasar pernyataan IRNA, kematian misterius burung yang bermigrasi itu sebenarnya telah meningkatkan permintaan daging burung liar di musim dingin.
Baca: 400 Ekor Ayam di Palembang Mati Akibat Flu Burung
Iran mengklaim botulisme sebagai penyebab kematian burung-burung yang tengah bermigrasi itu.
Sementara itu, para pakar lingkungan dan ahli hewan memprotes penyataan pemerintah Iran.
Mereka mengkritik pejabat pemerintah karena tidak transparan dan membuat klaim semacam itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)