Pakar Sangsi dengan Keputusan Lockdown Malaysia, Tak Usah Ikuti China dan Italia
Pada Senin (16/3/2020) lalu, pemerintah Malaysia mengumumkan lockdown atau penguncian nasional pada negara ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Sebab situasi di negeri Jiran dan dua negara tersebut berbeda.
Baca: Cara Cegah Virus Corona: Social Distancing hingga Lakukan Disinfeksi
Justru harusnya Malaysia belajar pada cara Korea Selatan meratakan kurva epidemi Covid-19 di sana.
"Korea Selatan sangat berhasil mengurangi kasus yang dikonfirmasi, dari 900 per-hari menjadi kurang dari 100 per-harinya. Dan itu semakin menurun," jelas Nordin.
"Kita harus terus menyaring melalui pemeriksaan suhu dan pengujian rt-PCR untuk mendeteksi kasus positif dan mengisolasinya."
Menyoal karantina, menurut Nordin hal tersebut juga harus disesuaikan dengan pengaturan klinis yang tepat.
Semua Akses Publik Ditutup
Layaknya lockdown atau kebijakan penguncian lainnya, Pemerintah Malaaysia juga melarang akses publik dan pertemuan massa.
Termasuk diantaranya adalah acara keagamaan, olahraga dan kegiatan publik lainnya.
Semua tempat ibadah dan bisnis ditutup.
Kecuali pusat perbelanjaan seperti supermarket, pasar, mini market, dan toserba.
Sholat Jumat dan berjamaah juga ditangguhkan sementara ini.
Sebelumnya, Raja Malaysia sempat mencetuskan kebijakan terkait ibadah Muslim ini pada Senin lalu.
Semua warga Malaysia juga dilarang bepergian ke luar negeri.
Sedangkan bagi mereka yang baru saja kembali ke Malaysia, harus menjalani pemeriksaan dan karantina pribadi selama 14 hari.