Lockdown, Sejumlah Pekerja Malaysia Tidur Terlantar di Dekat Stasiun MRT Singapura
Armel Sharil menunggu hingga gerbang Stasiun MRT Kranji di Singapura ditutup pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Hanya saja, pada malam sebelumnya, ribuan warga Malaysia mengalami antrean panjang dan kemacetan lalu lintas saat menuju perbatasan Singapura sebelum masuk waktu tengah malam, ketika pemberlakuan lockdown hendak dimulai.
Pada Senin lalu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin telah mengumumkan lockdown secara nasional hingga 31 Maret 2020 untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Diberlakukannya sistem ini menegaskan bahwa warga Malaysia tidak bisa keluar dari negara itu dan warga asing dilarang masuk ke wilayah negeri jiran.
Sejauh ini, Malaysia telah melaporkan kasus dua kematian akibat virus ini.
Di Stasiun MRT Kranji, sekitar pukul 22.30 waktu setempat, dua petugas dari Komando Keamanan Transportasi Umum (TransCom), yakni unit di bawah Kepolisian Singapura membangunkan para pekerja Malaysia itu satu per satu untuk dimintai data diri mereka.
Sementara belasan warga Singapura yang terbagi dalam dua kelompok, terlihat membagikan kantong tidur, air, dan makanan ringan kepada para pekerja Malaysia yang terlantar itu.
Kelompok pertama yang dipimpin oleh aktivis politik Gilbert Goh berbincang dengan para pekerja dan menawarkan opsi untuk menginap sambil membagikan botol air.
Sekitar pukul 01.00 dini hari, empat polisi terlihat berpatroli di daerah tersebut dan melakukan pemeriksaan secara acak.
Lalu pada hari Selasa, Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo mengumumkan pengarahan kepada gugus tugas Covid-19 multi-kementerian bahwa Pemerintah Singapura akan membantu para pengusaha yang membutuhkan akomodasi bagi pekerja Malaysia mereka.
Insentif akan diberikan sebesar 50 dolar Singapura untuk setiap pekerja per harinya.
"Hingga Selasa kemarin, sekitar 10.000 pekerja Malaysia yang telah memilih untuk tinggal di Singapura karena urusan pekerjaan, telah diberikan akomodasi sementara di sini," Kata Teo.
Penginapan seperti hostel dan hotel pun sebagian besar telah full dipesan hingga akhir bulan ini.
Hal itu terjadi setelah penginapan-penginapan itu mendapat telepon dari pekerja Malaysia atau para bos mereka yang sedang mencari akomodasi sementara.
Namun untuk para pekerja yang tidur di area Stasiun MRT Kranji, tampaknya bos mereka belum menjanjikan akomodasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.