Perjuangan Perawat di Prancis Lawan Covid-19: 'Ketika Bangun Pagi, Aku Menangis'
Cerita petugas medis di Prancis yang tangani virus Corona, setiap bangun ia menangis. saat sarapan ia menangis.
Penulis: Daryono
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Tapi mereka juga tabah, bermartabat dan terus terang mereka menginspirasi rasa hormat," tambahnya.
"Para perawat telah membuatku takjub," imbuh dia.
Baca: DATA TERKINI Jumlah Pasien Positif Corona 1.528 Orang Per 31 Maret 2020, 136 Meninggal, 81 Sembuh
Para perawat tidak hanya ketakutan karena banyaknya pasien yang meninggal dan menderita saat paru-parunya melemah karena Covid-19.
Mereka juga takut jatuh sakt dan menulari keluarga mereka di rumah.
"Mereka berbicara tentang gelombang, tsunami, yang menurut definisi berarti kita akan tenggelam," kata Benjamin Davido, direktur krisis medis di rumah sakit Raymond-Poincare di barat Paris.
“Kekhawatirannya adalah bahwa kita akan mengatakan kepada orang-orang yang sakit dengan tandu, 'Maaf, kita tidak memiliki tempat tidur lagi,'" katanya.
Kekhawatiran besar lainnya, kata Davido, adalah harus merawat rekan mereka sendiri.
Kegelisahan yang dialami para perawat berbarengan dengan kurangnya masker dan alat pelindung diri (APD) di rumah sakit di Prancis.
10 hari lalu, amarah publik Prancis memundak setelah seorang dokter Prancis meninggal dunia saat menangani Corona.
Psikolog rumah sakit yang sebelumnya ada untuk merawat pasien sekarang mengalihkan perhatiannya kepada rekan-rekan mereka, sesama petugas medis.
Di Clermont-Ferrand di pusat Prancis, psikiater Dr Julie Geneste mengatakan di luar ketakutan tidak mampu menangai pasien, keluhan yang diterima di unit konsultasinya adalah soal kecemasan keluarga dan teman-teman para perawat bahwa para perawat itu akan menulari mereka.
"Ini adalah sesuatu yang baru, bahwa generasi kita tidak pernah tahu pada tingkat ini," tambahnya.
"Kami tidak siap untuk ini," kata Etienne, seorang dokter muda di wilayah Paris, yang telah terguncang dengan melihat salah satu pasiennya berpaling dari perawatan intensif.
"Kita semua dalam kesakitan ... Beberapa rekan saya dalam keadaan shock, orang-orang pergi karena takut sakit untuk keluarga mereka."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.