Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Dokter di Wuhan Saat Melawan Pandemi Global Covid-19, Kerap Menangis karena Menolak Pasien

Peng Zhiyong, Seorang dokter senior di China yang telah menangani wabah Sars dan flu burung, kini menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Cerita Dokter di Wuhan Saat Melawan Pandemi Global Covid-19, Kerap Menangis karena Menolak Pasien
China Media Group
Foto seorang dokter di Wuchang yang berbaring dengan pakaian pelindung yang lengkap di kamar penuh dengan kasur kosong beredar di media sosial. 

Tetapi hal itu justru dapat membuat dokter lengah, yang bisa membuat penyakit tersebut berkembang pesat.

Selain merusak paru-paru, Covid-19 juga dapat menargetkan organ vital lainnya seperti jantung dan hati.

Penyakit itu pertama kali diidentifikasi di Wuhan akhir tahun lalu.

Di Wuhan sendiri telah mencatat lebih dari 60.000 kasus dan sekitar 20 persen di antaranya digolongkan parah atau kritis.

Unit perawatan intensif Peng, masih merawat 20 pasien.

Peng mengatakan tingkat kematian untuk kasus kritis telah merambat naik selama tiga bulan terakhir.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. (AFP/STR/CHINA OUT)

Baca: Ciri-ciri Corona Tanpa Gejala Umum: Kehilangan Indra Perasa dan Alami Masalah Pencernaan

Yakni dari kurang dari 20 persen pada Januari menjadi sekitar 30 persen pada Maret.

Berita Rekomendasi

Sebab, pasien yang kritis, sebelumnya memiliki beberapa komplikasi.

Tim Peng yang terdiri dari sekitar 200 dokter dan perawat harus belajar di tempat kerja karena pengalaman mereka sebelumnya sebagai spesialis perawatan kritis terbatas digunakan dalam mengobati penyakit yang sebelumnya tidak diketahui ini.

Sembari mereka belajar untuk memperbaiki perawatan dan teknik merawat para pasien Covid-19, disaat itu pula mereka telah "kehilangan" beberapa nyawa.

Peng menggambarkan bagaimana pasien pertama di rumah sakit tempatnya bekerja.

Saat itu seorang penjual makanan berusia 53 tahun dari pasar Huanggang, tiba pada 6 Januari dengan penyakit pneumonia misterius.

ILUSTRASI - Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.
ILUSTRASI - Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

"Saya harus mengakui pasien ini. Dia sangat sakit dan ditolak oleh beberapa rumah sakit."

"Dia akan mati jika kita tidak menolongnya," kenang Peng.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas