Catatan Dokter: Mengapa Perokok Lebih Rentan Terhadap Virus Corona?
Menurut WHO, rokok dikabarkan telah menewaskan lebih dari delapan juta orang per tahun.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Perokok disebut-sebut lebih rentan terhadap virus corona daripada orang yang tidak merokok.
Merokok merupakan satu di antara penyebab utama kematian di dunia.
Menurut WHO, rokok dikabarkan telah menewaskan lebih dari delapan juta orang per tahun.
Sekarang, diperkirakan merokok juga dapat membuat orang lebih rentan terkena komplikasi serius bila mereka terkena virus corona.
Mengutip Al Jazeera, Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock memberikan komentarnya.
"Sangat jelas dari penelitian terhadap virus corona sebelumnya, merokok membuat dampak virus corona lebih buruk," kata Hancock.
Baca: Bea Cukai Kudus Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal di tengah Pandemi Corona
Baca: Didukung Hibah Pajak Rokok Dari Pemprov Jateng, Bea Cukai Amankan Rokok Ilegal Bernilai Miliaran
Sebagaimana diketahui, perokok terjangkit lebih banyak penyakit pernapasan.
Termasuk flu biasa yang juga merupakan virus corona, daripada yang bukan perokok.
Perokok juga cenderung memiliki tingkat pneumonia dan tuberkulosis bakteri yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, selama wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) pada tahun 2012, perokok memiliki kemungkinan meninggal dibanding dengan yang bukan perokok, bila mereka terserang virus.
Dikabarkan, perokok dua kali lebih mungkin terkena peradangan dibanding dengan influenza dan memiliki gejala yang lebih parah.
Kurangnya Bukti soal Hubungan antara Merokok dan Covid-19
Namun, buktinya kurang jelas dalam hubungan antara merokok dan Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Ada beberapa kekhawatiran bahwa perokok lebih mungkin tertular virus corona.