Kisah di Balik Perang Lawan Covid-19 di Wuhan: Tutupi Fakta hingga Pemecatan Pejabat Pemerintah
Zhong mengatakan pemerintah China tidak boleh berpuas diri, karena masih ada bahaya gelombang ke dua yang besar.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, CHINA - China masih menghadapi tantangan besar terkait potensi gelombang kedua infeksi Covid-19.
Zhong Nanshan, penasihat medis senior pemerintah China dan pejuang dalam melawan Covid-19, mengakui Pemerintah Kota Wuhan--lokasi awal munculnya virus pada Desember 2019--sempat tidak melaporkan secara detil tentang wabah itu.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan lebih dari 82 ribu kasus Covid-19 dan 4.633 kematian.
Jumlah orang yang terinfeksi baru melonjak secara cepat pada akhir Januari 2020, sehingga dilakukan lockdown di Wuhan dan larangan perjalanan nasional.
Pada awal Februari, China melaporkan sebanyak 3.887 kasus baru per hari.
Baca: Soroti Kasus Rizal Penjual Jalangkote Di-Bully, Sespri Prabowo Bereaksi Keras hingga Beri Bantuan
Sebulan kemudian, kasus harian turun menjadi dua digit.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS) jumlah infeksi harian meroket, dari 47 kasus baru pada 6 Maret menjadi 22.562 pada akhir bulan.
Kehidupan di China perlahan-lahan kembali normal. Lockdown telah dicabut, beberapa sekolah dan pabrik telah dibuka kembali di seluruh negeri.
Namun Zhong mengatakan pemerintah China tidak boleh berpuas diri, karena masih ada bahaya gelombang ke dua yang besar.
Kelompok-kelompok baru kasus virus corona telah muncul di seluruh China dalam beberapa pekan terakhir, yaitu di Wuhan, serta Provinsi Heilongjiang dan Jilin.
"Mayoritas ... Orang China saat ini masih rentan terhadap infeksi Covid-19, karena kurangnya kekebalan," kata Zhong dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Sabtu (16/5/2020).
Baca: Formappi: Menteri Rangkap Jabatan Melanggar Undang-Undang
"Kami menghadapi tantangan besar, itu (China) tidak lebih baik daripada negara-negara asing. Mereka tidak suka mengatakan yang sebenarnya," tambah Zhong.
Zhong dikenal sebagai "pahlawan SARS" di China karena memerangi epidemi sindrom pernafasan akut yang parah pada 2003.
Kali ini, ia telah memimpin tim penanggulangan virus corona negara itu, terutama pada tahap kritis awal wabah.