Suasana Haru Menyelimuti Pemakaman George Floyd, Dikenal sebagai Sosok Ayah yang Baik
Ratusan orang berkumpul di gereja Minneapolis pada Kamis (4/6/2020) untuk melakukan upacara pemakaman dan mengenang George Floyd.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Dia merasa kagum karena banyak orang yang datang untuk mengenang George Floyd.
Philonise juga mengungkapkan kisah Floyd semasa hidup, pria ini dikenal sebagai Perry atau 'Big Floyd'.
Menurut mereka, Floyd punya bakat membuat orang merasa diterima.
"Ke mana pun Anda pergi dan melihat orang-orang, bagaimana mereka melekat padanya. Mereka ingin berada di dekatnya," kata Philonise.
"Berada di rumah bersama saudara lelaki saya, itu menginspirasi," tambahnya.
Sementara itu sepupu Floyd, Shareeduh Tate mengaku rindu dengan pelukan Floyd.
Sebuah mural di atas mimbar Frank J. Lindquist Sanctuary di North Central University menggambarkan wajah Floyd di atas kalimat 'Now I can breathe' (Sekarang saya bisa bernapas).
Upacara pemakaman Floyd yang berlangsung pada Kamis lalu di Minneapolis dan Brooklyn, New York adalah yang pertama dilakukan dari enam layanan kebaktian khusus untuk Floyd.
Layanan untuk penghormatan terakhir untuk George Floyd ini akan berlangsung selama lima hari baik untuk umum maupun pribadi.
Baca: Fakta Unik Bunker Gedung Putih AS, Tempat Mengungsi Presiden Donald Trump dan Keluarganya
Baca: Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd
Termasuk di antaranya di tempat kelahiran Floyd di Raeford, North Carolina dan di Houston tempat dia dibesarkan.
Adapun upacara pemakaman di Minneapolis masih diwarnai kewaspadaan pada pandemi.
Para pelayat yang datang memakai masker dan harus mengukur suhu sebelum memasuki gereja.
Jarak sosial juga masih diterapkan mengingat risiko penularan Covid-19.
"Bukan pandemi corona yang membunuh George Floyd," kata Benjamin Crump, pengacara hak-hak sipil yang mewakili keluarga Floyd.
"Itu adalah pandemi lain yang kita semua kenal di Amerika, itu pandemi rasisme dan diskriminasi yang membunuh George Floyd," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)