Tenaga Medis Covid-19 Gabung dalam Demo Bela George Floyd: Kami Juga Lawan Virus Rasisme
Mereka memegang pamflet bertuliskan, "Perawatan kesehatan untuk semua" dan "Rasisme membunuh pasienku."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Artinya kelompok kurang mampu tidak menerima perawatan yang tersedia untuk mereka yang lebih kaya.
Dokter berusia 28 tahun Damilola Idowu mengatakan, masih terjadi tidak proporsionalnya perawatan medis terhadap mereka yang sekarat karena penyakit kronis yang berasal dari komunitas kulit hitam.
"Mereka tidak mendapatkan tindak lanjut yang tepat, dan tentu saja kita melihat kekerasan mematikan yang melanda komunitas ini," kata Damilola Idowu.
"Pria kulit hitam datang dengan luka tembak, dan tentu saja efek kebrutalan polisi pada pasien kami, kami melihat semua itu," katanya kepada AFP.
Pada hari Selasa, puluhan dokter dan perawat dari Mount Sinai Hospital turun ke jalan untuk bergabung bersama ribuan demonstran di Fifth Avenue.
Protes spontan serupa juga terjadi di luar rumah sakit lain di New York dan di tempat lain di negara bagian ini.
Termasuk Texas Medical Center di Houston dan Howard University Hospital di Washington DC.
Para demonstran pun memberikan penghormatan setinggi-tingginya atas sikap dan perhatian para tenaga medis yang masih menyisakan waktu ikut dalam aksi protes ini.
"Terima kasih! Kami mencintaimu!" teriakan para demonstran.
Banyak para demonstran berfoto bersama dokter dan perawat.
Baca: Kata Pengacara: Bukan Covid-19, Tapi Pandemi Rasisme yang Tewaskan George Floyd
"Sekarang para demonstran yang menyuarakan keadilan rasisme ini, yang hadir dalam aksi ini, mempertaruhkan nyawa mereka, membiarkan diri mereka ditangkap, siap menghadapi kekerasan polisi, mereka adalah pahlawan sekarang," kata Idowu.
"Jadi rasanya tepat bagi kami untuk mendukung mereka dan untuk menyemangati mereka, dengan cara yang sama mereka memberi dukungan, ketika kami sedang memerangi Covid-19. " (AFP)