Remaja di Mongolia Meninggal Dunia akibat Penyakit Pes
Remaja laki-laki berusia 15 tahun di Mongolia meninggal dunia akibat penyakit pes, ujar kementerian kesehatan pada Selasa (14/7/2020).
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Kasus-kasus baru-baru ini mendorong wilayah Buryatia di Siberia timur Rusia untuk menguji tikus untuk penyakit pes dan mendesak penduduk untuk tidak berburu atau makan marmut.
Itu juga terjadi karena perbatasan Mongolia tetap ditutup karena pandemi virus corona.
Selain di Mongolia, penyakit pes juga terdeteksi di Amerika Serikat.
Namun, penyakit itu menjangkiti tupai.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, seekor tupai yang ditemukan di Morrison, Colorado, AS dinyatakan positif terjangkit pes, whdh.com mengabarkan.
Kasus itu sekaligus menjadi kasus pes yang terkonfirmasi pertama yang terjadi di Amerika.
Pusat kesehatan masyarakat Jefferson County Public Health menyampaikan pengumuman pada Minggu (12/7/2020) menambahkan, manusia dan hewan peliharaan dapat tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis ini.
Karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan.
Manusia dapat terinfeksi penyakit pes melalui gigitan dari kutu yang terinfeksi.
Bisa juga dari batuk hewan yang terinfeksi atau melalui kontak langsung dengan darah atau jaringan hewan yang terinfeksi, ungkap Jefferson County Public Health.
Kucing sangat rentan terhadap wabah ini dan dapat mati jika tidak segera diobati dengan antibiotik.
Kucing dapat tertular penyakit pes dari gigitan kutu, goresan / gigitan tikus atau memakan tikus.
Sementara itu, anjing tidak rentan terhadap penyakit ini.
Namun, anjing bisa membawa kutu tikus yang terinfeksi pes.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.