Kisah Pilot yang Banting Setir Jadi Pengantar Makanan akibat Pandemi, Dulu Bergaji 2 Juta per Hari
Kisah Pilot yang Banting Setir Jadi Pengantar Makanan akibat Pandemi, Dulu Bergaji 2 Juta per Hari
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Pak sekarang saya jual aqua sama gas. Kalo butuh sembako juga bisa" kata tukang roti keliling langganan anak2.
Dia cerita, sejak wabah corona omset jualannya rotinya drop. Dia juga gak boleh pulang sama keluarganya di kampung karena takut nularin corona katanya."
Dalam tulisan yang diunggah Alfarisi, Jian memutar otak untuk bertahan hidup dengan mengantar air.
Dia mendatangi toko sembako dan agen air mineral serta gas.
Saat mengantar galon atau gas, dagangannya dititipkan kepada penjual nanas dan bubur biji salak yang mangkal di depan komplek.
Dihubungi Tribunjateng.com pada Sabtu (25/4/2020), Jian mengakui setelah corona menyerang dagangan rotinya menjadi sepi.
"Mau gimana lagi, ya, roti makin lama makin sepi saingan banyak. Kadang aja laku cuman buat setor doang," ungkap Jian kepada Tribunjateng.com.
Saat sedang beristirahat, dia ditawari kerja di toko seorang pengusaha menjadi tukang antar galon dengan bayaran Rp 50 ribu per hari.
Namun, ia memutuskan resign karena bosnya sering marah-marah.
Jian kemudian nekat membeli 20 galon dengan uang tabungannya dan berdagang air isi ulang.
"Aku dagang air isi ulang. Makin hari aku tambahin gas dan aqua asli. Karena kurang laku akhirnya aku coba bikin brosur dengan tulisan tangan aku bagikan ke setiap pelanggan roti," lanjutnya.
Dari penjualan itu, Jian mengambil untung Rp 3 ribu per satu galon air mineral dan Rp 5 ribu untuk satu gas.
Selain harus banting setir untuk bertahan hidup, ia juga tidak bisa pulang kampung.
Keluarganya melarang Jian pulang kampung agar tidak membawa virus corona.