Kabar Terbaru Lebanon, Kondisi WNI di Tengah Pandemi Covid-19
Selain memastikan keselamatan para WNI, Dubes RI Beirut Lebanon juga memantau kesehatan warga Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan di Lebanon beberapa waktu lalu berdampak tak hanya bagi warga lokal.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal khususnya di Beirut juga merupakan warga terdampak.
Dubes RI di Beirut, Hajriyanto Y. Thohari pun terus melakukan tindakan termasuk bantuan kepada WNI di beberapa kota di Lebanon.
Selain memastikan keselamatan para WNI, Dubes RI Beirut Lebanon juga memantau kesehatan warga Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Adapun upaya KBRI Beirut dan Dubes Hajriyanto merupakan upaya untuk menjaga dan melindungi masyarakat Indonesia khususnya dalam masa sulit di tengah Pandemi COVID-19.
Baca: Presiden Lebanon Tak Percaya Hizbullah Terkait Ledakan Dahsyat di Beirut
Berdasarkan keterangan yang diterima Tribunnews.com Hajriyanto mengunjungi langsung beberapa kota yang merupakan tempat tinggal masyarakat Indonesia/WNI di Lebanon
Pada Rabu (19/8/2020), KBRI Beirut melakukan kegiatan pertemuan dengan Warga Negara Indonesia (WNI) di kota Anjar, Provinsi Bekaa Lebanon, guna mengetahui secara langsung situasi masyarakat Indonesia dari sisi kesehatan, keselamatan dan keamanannya.
Khususnya dalam merespon dan menghadapi situasi yang berkembang saat ini pasca ledakan di Beirut.
Dalam dialog bersama WNI, Dubes RI Beirut, Hajriyanto Y. Thohari mendengarkan perkembangan dan informasi terkini yang dirasakan oleh WNI khususnya pada kondisi Lebanon saat ini.
Sementara itu, Dubes Hajriyanto mengingatkan warga Indonesia di Anjar, Bekaa agar menjaga kesehatan, dan mengikuti peraturan pemerintah setempat serta tetap berhubungan dengan KBRI Beirut.
Ia juga memastikan kesehatan dan keselamatan WNI dalam rangka perlindungan WNI di Lebanon.
Bantuan sosial berupa sembako dan alat kesehatan untuk menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang masih meluas juga disalurkan.
Selain kunjungannya ke Kota Anjar, Bekaa, KBRI Beirut juga sudah mengunjungi WNI yang ada di ibukota Beirut dan akan melanjutkan kunjungannya melihat para WNI di Kota Saida, Lebanon Selatan dan kota Tripoli, Lebanon utara.
Seluruhnya daerah tersebut adalah simpul-simpul masyarakat Indonesia dan tempat tinggal para WNI di Lebanon.
Lebanon saat ini, telah mencatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 9.758 dengan jumlah kematian sebanyank 107 orang dan total kesembuahn sebanyak 2.854 orang.
Baca: AS Bersedia Beri Bantuan ke Lebanon, Tapi Ada Syaratnya
Sebagai informasi, jumlah seluruh WNI di Lebanon mencapai 1.447 orang 1.234 orang Pasukan Perdamaian di UNIFIL, 78 orang mahasiswa Indonesia di berbagai universitas di Lebanon, dan 135 orang lainnya bekerja di sektor pemerintahan, organisasi internasional, sektor jasa, serta WNI yang menikah dengan WNA beserta keluarga.
Melahirkan di Tengah Ledakan
Seorang ibu melahirkan di tengah situasi kacau akibat ledakan hebat yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) lalu.
Emmanuelle Khnaisser telah bersiap untuk melahirkan saat di ruangannya di rumah sakit saat ledakan hebat terjadi, menurut keterangan suaminya, Edmound kepada Reuters.
Edmound menangkap momen menengangkan itu dalam sebuah video.
Video yang direkam Edmound dari ponselnya menunjukkan jendela rumah sakit yang pecah karena ledakan saat istrinya dibawa masuk ke ruang bersalin.
Baca: Ledakan Beirut: Protes Anti-Pemerintah Meletus hingga 2 Pejabat Mengundurkan Diri Pasca Tragedi
Baca: Terimbas Ledakan di Beirut, Pernikahan Pengantin Lebanon Berantakan: Apakah Saya Akan Mati?
Edmound tetap merekam meski ia sendiri terkena guncangan.
Beruntung, istri dan anaknya selamat.
"Anak saya, George, lahir di tengah ledakan dahsyat, saya tidak percaya kami bisa selamat," ucap Edmound kepada Reuters.
Dokter dan perawat, yang bekerja hampir di dalam gelap akibat ledakan, bisa membantu persalinan dengan lancar.
Edmound kemudian mengambil foto persalinan istrinya.
Ia juga memuji kerja dokter dan perawat rumah sakit.
"Terima kasih sudah membawaku lahir di dunia ini," ujar Edmound mewakili anaknya, George.
"Saya harap saya bisa membalas budi suatu hari nanti."
Lihat videonya berikut ini.
Sementara itu di saat yang sama, di tempat yang berbeda, ada pula orang-orang yang berusaha menyelamatkan nyawanya.
Di detik-detik berbahaya itu, rupanya ada banyak orang yang mengabaikan keselamatan diri untuk melindungi orang-orang yang berharga bagi mereka.
Baca: 6 Fakta tentang Beirut, Ibu Kota Lebanon yang Kerap Dijuluki Parisnya Timur Tengah
Baca: Viral Video Pengantin Wanita Sedang Foto Prewedding Langsung Kabur Saat Ledakan di Beirut
Wanita ini contohnya.
Ia tidak egois mempedulikan keselamatan dirinya sendiri.
Ia dengan berani menyelamatkan anak kecil yang ada di dekatnya saat ledakan itu.
Video aksi heroik wanita itu terekam dan diunggah oleh Hassan Sajwani di akun Twitter-nya.
"Hati saya tertuju pada pelayan Afrika ini, yang mengabaikan hidupnya sendiri, dan mencoba menyelamatkan anak majikannya," tulis Hassan Sajwani.
Dalam video, wanita yang dipercaya adalah seorang Asisten Rumah Tangga (ART) itu terlihat sedang membersihkan lantai dengan vacuum cleaner sementara ada anak kecil sedang bermain di dekatnya.
Ia sempat terdiam saat terdengar suara keras.
Ia melihat-lihat sekitar untuk mencari tahu ada masalah apa.
Saat ledakan hebat terjadi, dinding di dekat anak kecil itu rubuh.
ART itu langsung menarik dan menggendong si anak kecil masuk ke dalam ruangan.
Ada pula video aksi heroik serupa yang diunggah akun Twitter Saudi Gazette.
Di video itu terlihat seorang ayah yang awalnya bersiaga sambil memegang anaknya.
Ketika suara ledakan besar terdengar, sang ayah langsung menggendong anaknya.
Ia kemudian menggendong anaknya dan kemudian membawanya ke bawah meja untuk menghindari kemungkinan terjadi dampak runtuhan.
Rangkuman Fakta-fakta Insiden Ledakan di Beirut, Lebanon
Dilansir The Guardian, berikut adalah fakta-fakta insiden ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, termasuk kronologi, dampak, serta penyebab ledakan.
- Pada Selasa (4/8/2020) malam di ibu kota Lebanon, Beirut, dua ledakan besar yang terjadi di kawasan pelabuhan membuat gelombang ledakan besar ke seluruh kota, menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya.
Skala kerusakannya sangat besar, bangunan yang berjaak bermil-mil dari pelabuhan hancur.
Ledakan itu terjadi pada saat yang mengerikan bagi Lebanon, yang berada di ambang kehancuran finansial.
- Perdana menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan penyebab ledakan itu adalah 2.700 ton amonium nitrat, bahan industri kimia yang umum digunakan dalam pupuk dan sebagai komponen dalam penambangan bahan peledak.
Diab mengumumkan hari berkabung nasional untuk para korban ledakan.
Gudang yang diklaim sebagai sumber ledakan pernah diperingatkan pada tahun 2014 lalu.
Diab kala itu berkata akan "mengungkapkan fakta" tentang gudang itu segera, tetapi tidak ingin melakukan penyelidikan lebih awal.
- Rumah sakit yang sudah berurusan dengan krisis virus corona dipenuhi korban ledakan hingga melebihi kapasitas.
Rumah sakit mengeluarkan permohonan donor darah dan generator agar listrik tetap menyala.
- Donald Trump mengatakan ledakan mematikan di Beirut "tampak seperti serangan yang mengerikan".
Hal itu bertentangan dengan informasi yang dirilis oleh pejabat Libanon.
Ketika Trump ditanya apakah dia yakin ledakan Libanon adalah "serangan dan bukan kecelakaan", dia mengatakan kepada wartawan: "Yah itu terlihat seperti itu, berdasarkan ledakannya."
Presiden menambahkan dia telah bertemu dengan para jenderal AS dan mengatakan mereka tampaknya merasa ledakan itu adalah serangan.
- Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon merekomendasikan menyatakan Beirut sebagai kota yang dilanda bencana, mendeklarasikan keadaan darurat selama dua minggu di ibukota dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada otoritas militer.
Sebuah pernyataan dewan, yang dibacakan langsung di televisi, mengatakan Presiden Michel Aoun telah memutuskan untuk mengeluarkan 100 miliar pound Lebanon dalam alokasi darurat dari anggaran 2020.
- Menteri ekonomi Lebanon, Raoul Nehme, mengatakan gandum di lumbung pelabuhan Beirut tidak dapat digunakan dan kementerian kehilangan jejak tujuh karyawan di lumbung.
Menteri juga mengatakan kepada media lokal bahwa Libanon akan mengimpor gandum dan menambahkan bahwa negara itu saat ini memiliki cukup gandum hingga impor dilanjutkan.
- Ada kebingungan di antara penduduk tentang apakah udara menjadi berbahaya untuk dihirup.
Kedutaan Besar AS di Beirut merilis pernyataan yang menyarankan orang untuk memakai masker dan tetap berada di dalam rumah, setelah adanya "laporan gas beracun yang terlepas dalam ledakan".
Banyak jendela orang yang hancur oleh ledakan membuat warga sulit untuk tidak menghirup udara dari luar.
Indikator laboratorium riset aerosol dari American University of Beirut menunjukkan tingkat kualitas udara telah kembali ke "baik" pada pukul 19:00, namun, menunjukkan tingkat "partikel" yang moderat satu jam sebelumnya.
- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres mengirimkan belasungkawa dengan mengatakan, ia berharap pemulihan cepat bagi yang terluka, termasuk beberapa personel PBB yang bekerja di Libanon.
Setidaknya 48 staf PBB terluka dalam ledakan itu, bersama dengan 27 tanggungan mereka.
- Pemerintah di seluruh dunia telah menawarkan dukungan, termasuk Inggris, Prancis, Australia, AS, Kanada, dan Israel.
- Seorang warga negara Australia dipastikan tewas.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan: "Saya sangat menyesal memberi tahu Anda bahwa seorang warga Australia telah terbunuh dalam ledakan mengerikan ini.
Tetapi ia tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut.
- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menawarkan dukungan Inggris dan mengatakan bahwa ada warga negara Inggris yang terkena dampak insiden tersebut.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Tiara Shelavie)