CDC Sebut 94% Kematian Pasien Covid-19 di AS Terjadi Akibat Adanya Kondisi Medis Lain
CDC merilis data terbaru yang memperlihatkan berapa banyak warga Amerika yang meninggal akibat Covid-19 yang juga memiliki kondisi medis lain
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Angka-angka itu didasarkan pada akta kematian yang menurut CDC adalah sumber data paling andal.
Akta kematian bisa berisi informasi yang tidak tersedia di tempat lain dan mencakup kondisi penyakit penyerta, ras dan etnis serta tempat kematian.
CDC mengatakan jumlah kematian sementara mungkin tidak sesuai dengan jumlah dari sumber lain, seperti jumlah dari departemen kesehatan daerah.
Hal ini dikarenakan akta kematian membutuhkan waktu untuk dibuat.
CDC juga menambahkan bahwa data sementara belum lah lengkap.
Penghitungan sementara belum final dan dapat berubah, dan jumlah kematian tidak seharusnya dibanding-bandingkan di seluruh negara bagian.
CDC Perbarui Pedoman, WHO Tegaskan Orang yang Terpapar Virus Corona Harus Tetap Dites
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menegaskan bahwa orang yang terpapar seseorang yang positif virus corona, tetap harus melakukan tes.
WHO menegaskan, baik orang yang menunjukkan gejala sakit, seperti batuk, flu atau demam, maupun yang tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik.
Hal itu menyusul diperbaruinya pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) Amerika Serikat, terkait pengujian yang tidak perlu dilakukan saat orang mungkin terpapar Covid-19 dari orang yang positif.
Seperti dilansir CNN, Rabu (26/8/2020), perubahan pedoman CDC itu dianggap membingungkan para dokter.
Sebab, dalam pedoman pengujian Covid-19, CDC mengatakan beberapa orang tanpa gejala mungkin tidak perlu diuji, jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus.
Dokter UGD dan profesor kesehatan masyarakat di George Washington University, Dr Leana Wen mengatakan bahwa perubahan pedoman pengujian yang disampaikan CDC dianggapnya tidak masuk akal.
"Justru inilah (orang yang dicurigai terpapar Covid-19) yang harus dites," kata Dr Wen.