Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?
Beberapa varian Novichok dianggap lima hingga delapan kali lebih beracun daripada agen saraf VX.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jerman mengatakan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny diracun dengan zat saraf Novichok.
Kritikus paling menonjol yang kerap menyorot Presiden Rusia Vladimir Putin diterbangkan ke Berlin untuk mendapat perawatan setelah jatuh sakit dalam penerbangannya kembali ke Kremlin dari Siberia bulan lalu.
Alexei Navalny dilaporkan dalam kondisi koma sejak saat itu.
Mengutip BBC, nama Novichok terakhir kali menjadi berita pada tahun 2018.
Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok
Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sampaikan Keprihatinan atas Insiden Alexei Navalny, Kritikus Putin yang Diracun
Saat itu, mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia diserang di kota Salisbury di Inggris.
Rusia telah membantah tak memiliki peran apa pun dalam insiden Alexei Navalny atau keracunan Skripals.
Lebih lanjut, berikut ini Tribunnews rangkum beberapa hal yang perlu diketahui terkait agen saraf Novichok:
Dikembangkan di Uni Soviet
Dalam bahasa Rusia, nama Novichok berarti "pendatang baru".
Novichok dipakai sebagai identitas sekelompok racun saraf canggih yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada 1970-an dan 1980-an.
Mereka dikenal sebagai senjata kimia generasi keempat dan dikembangkan di bawah program Soviet dengan nama sandi Foliant.
Keberadaan Novichok diungkapkan oleh ahli kimia Dr Vil Mirzayanov pada 1990-an, melalui media Rusia.
Dia kemudian membelot ke AS, di mana dia menerbitkan rumus kimia dalam bukunya, State Secret.
Baca: Kanselir Jerman Angela Merkel Minta Rusia Selidiki Dugaan Keracunan Alexei Navalny
Baca: Alexei Navalny Tiba di Berlin untuk Perawatan Medis, Kondisi Kesehatannya Mengkhawatirkan
Pada 1999, BBC mewartakan, pejabat pertahanan dari AS melakukan perjalanan ke Uzbekistan untuk membantu membongkar dan mendekontaminasi salah satu fasilitas pengujian senjata kimia terbesar bekas Uni Soviet .