Di Jepang Ada Perusahaan untuk Bantu Orang-orang yang 'Bosan Hidup' Lalu Mengasingkan Diri
Di kampung halamannya yang kecil, semua orang mengenalnya karena keluarganya dan bisnis lokal mereka yang terkemuka.
Editor: Hasanudin Aco
Perusahaan ini membantu orang-orang yang ingin menghilang secara diam-diam untuk melepaskan diri dari kehidupan mereka, sampai menyediakan tempat tinggal rahasia.
"Pada umumnya alasan pindah adalah sesuatu yang positif, seperti masuk universitas, mendapat pekerjaan baru atau menikah," kata Sho Hatori, yang mendirikan perusahaan "pindahan malam" pada dekade 1990-an ketika gelembung ekonomi Jepang meledak.
"Tapi ada juga kepindahan yang menyedihkan. Misalnya, dikeluarkan dari universitas, kehilangan pekerjaan atau melarikan diri dari penguntit," tuturnya.
Pada awalnya, Hatori mengira kehancuran finansial adalah satu-satunya hal yang mendorong orang untuk melarikan diri dari kehidupan bermasalah.
Tapi ternyata ada "alasan sosial" juga.
"Apa yang kami lakukan adalah mendukung orang untuk memulai kehidupan keduanya," kata Hatori.
Sosiolog Hiroki Nakamori telah meneliti jouhatsu selama lebih dari satu dekade.
Dia mengatakan istilah jouhatsu mulai digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memutuskan untuk menghilang di tahun 1960-an.
Dulu hingga sekarang, tingkat perceraian sangat rendah di Jepang.
Beberapa orang memutuskan bahwa lebih mudah untuk meninggalkan pasangan mereka daripada melalui proses perceraian formal yang rumit.
"Di Jepang, lebih mudah menguap begitu saja," kata Nakamori.
Privasi sangat dilindungi. Orang hilang dapat dengan bebas menarik uang dari ATM tanpa ditandai, dan keluarga tidak dapat mengakses video keamanan yang mungkin merekam gambar para pelarian yang mereka cintai.
"Polisi tidak akan campur tangan kecuali ada alasan lain, seperti kejahatan atau kecelakaan. Yang bisa dilakukan keluarga hanyalah membayar banyak untuk detektif swasta. Atau menunggu. Itu saja," ujar Nakamori.