Anwar Ibrahim: Ambisi dan Perjalanan Panjangnya untuk Menjadi Pemimpin Malaysia
Anwar Ibrahim dikenal karena karier politiknya yang penuh gejolak serta perjuangannya selama puluhan tahun untuk memimpin Malaysia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Saat dia bersiap untuk bertarung dalam pemilihan negara bagian pada 2014, pembebasan sebelumnya dibatalkan dan dia dijebloskan kembali ke penjara.
Comeback Politik
Dalam peristiwa yang mengejutkan pada tahun 2016, mantan saingannya, Mahathir, mengumumkan bahwa dia akan keluar dari masa pensiunnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri.
Pria berusia 92 tahun itu mengatakan dia muak dengan tuduhan korupsi yang melanda perdana menteri saat itu, yaitu mantan anak didik lainnya, Najib Razak.
Tetapi untuk mengembalikannya, Mahathir membuat kesepakatan dengan Anwar yang masih dipenjara.
Anwar saat itu tetap populer di kalangan pendukung oposisi.
Dalam momen yang banyak dipublikasikan, keduanya bertukar jabat tangan, menandai dimulainya reuni politik yang luar biasa.
Mahathir memimpin aliansi Pakatan Harapan meraih kemenangan dalam pemilihan 2018, mengakhiri rekor 61 tahun Barisan Nasional yang tak terputus dalam memerintah negara.
Mahathir sekarang menjadi perdana menteri Malaysia lagi, dan mengindikasikan akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dalam dua tahun.
Dia juga memenuhi janjinya untuk membebaskan Tuan Anwar dari penjara, dan memberinya pengampunan penuh.
Kerumunan yang gembira meneriakkan "panjang umur Anwar" menyambut pemimpin baru yang menunggu saat dibebaskan dari penjara.
"Sekarang ada fajar baru untuk Malaysia. Saya harus berterima kasih kepada rakyat Malaysia," kata Anwar dalam konferensi pers tentang pembebasannya.
"Seluruh spektrum orang Malaysia, terlepas dari ras atau agamanya, telah berpegang pada prinsip demokrasi dan kebebasan. Mereka menuntut perubahan."
Koalisi yang Terputus
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.