Anwar Ibrahim: Ambisi dan Perjalanan Panjangnya untuk Menjadi Pemimpin Malaysia
Anwar Ibrahim dikenal karena karier politiknya yang penuh gejolak serta perjuangannya selama puluhan tahun untuk memimpin Malaysia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Koalisi Pakatan Harapan yang baru menggabungkan empat partai menjadi koalisi multi-etnis pertama di Malaysia yang mendapat dukungan di antara mayoritas Muslim Melayu serta minoritas China dan India yang cukup besar di negara itu.
Beberapa orang melihatnya sebagai tanda bahwa Malaysia siap bersatu melintasi garis ras yang telah mendominasi kehidupan politik sejak perpecahan yang terjadi di bawah pemerintahan kolonial.
Tetapi aliansi itu, yang ditempa atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar, kemudian mulai terlihat genting ketika Mahathir terlihat tidak berniat menepati janjinya menyerahkan jabatan kepada Anwar.
Mulailah pertarungan sengit untuk suksesi dan kebangkitan nasionalisme Melayu.
Pada bulan Februari 2020, pengunduran diri Mahathir yang tak terduga menyebabkan keruntuhan koalisi, menjerumuskan Malaysia ke dalam periode kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Raja Malaysia, yang memiliki keputusan akhir tentang siapa yang harus membentuk pemerintahan, memilih Muhyiddin Yassin untuk memimpin, yang secara efektif memulihkan tatanan lama ke kekuasaan.
Namun dalam perubahan terbaru dalam turbulensi politik yang sedang berlangsung, pada September 2020 Anwar mengatakan bahwa dia memiliki suara mayoritas parlemen dan sedang mencari audiensi dengan raja untuk membentuk pemerintahan baru.
Klaimnya telah dibantah oleh Muhyiddin, yang mengatakan dia masih berkuasa, sementara raja saat ini di rumah sakit.
Kini, masih harus dilihat apakah Anwar akan naik menjadi perdana menteri atau kembali gagal kali ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.