Trump Diam-diam Pecat Tiga Kepala Agensi saat Penghitungan Suara, Gedung Putih Tak Berkomentar
Pemerintahan Donald Trump disebut telah memecat tiga kepala agen federal Amerika Serikat (AS).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Donald Trump disebut telah memecat tiga kepala agen federal Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut dilakukan kabarnya di tengah perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020 lalu.
Adapun klaim alasan pemecatan lantaran sikap tidak setuju dengan beberapa kebijakan di Pemerintahan Trump..
Dilansir dari New York Times Post, pemecatan tersebut salah satunya dilakukan kepada Lisa Gordon-Hagerty, administrator Administrasi Keamanan Nuklir Nasional.
Dirinya dipaksa mengundurkan diri pada hari Jumat (6/11/2020).
Lisa Gordon-Hagerty adalah wanita pertama yang mengawasi badan yang bertanggung jawab atas persediaan nuklir.
Tahun lalu, dia masuk dalam daftar pendek presiden sebagai pengganti mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.
Trump juga disebut memecat Bonnie Glick, yang digantikan oleh pejabat administrator John Barsa.
Kemudian, Neil Chatterjee, ketua Komisi Pengaturan Energi Federal dan mantan ajudan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, juga dipecat.
Chatterjee, yang akan tetap sebagai komisaris agensi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Washington Examiner bahwa mungkin pemerintahan Trump sedang melakukan 'pembalasan;.
Gedung Putih Tak Beri Tanggapan
Sementara itu dilansir dari New York Post, Gedung Putih menolak mengomentari pemecatan itu.
Dan tidak mengatakan apakah akan ada lebih banyak lagi (pemecatan) setelah Pilpres AS.
Baca juga: Cuan di Tengah Pilpres AS, IHSG Melesat 4 Persen Sepekan
Baca juga: Menangi Pilpres AS, Bos Amazon Jeff Bezos Langsung Ucapkan Selamat ke Biden Lewat Instagram
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat dari Partai Republik, Senat Jim Inhofe mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Menteri Energi Trump Dan Brouillette, yang katanya 'secara efektif menuntut' pengunduran diri Gordon-Hagerty.
Inhofe menyebut Gordon-Hagerty sebagai 'pegawai negeri teladan dan pemimpin yang luar biasa'.
Dan mengatakan keputusan Brouillette selama masa ketidakpastian ini menunjukkan bahwa dia tidak tahu apa yang dia lakukan dalam masalah keamanan nasional dan menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap sifat semi-otonom dari NNSA.
Kamala Harris Telepon Joe Biden: Kita Berhasil Joe, Kamu Akan Jadi Presiden Amerika Serikat
Unggahan media sosial Kamala Harris baru saja menyita perhatian warganet.
Dalam unggahan itu, dirinya melakukan panggilan telepon dengan Joe Biden.
Seperti diketahui, pasangan politik tersebut berhasil menajdi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat (AS).
Tampak dalam unggahan Kamala Harris di Instagram-nya, baik dirinya maupun Joe telah berhasil dalam Pemilu AS 2020 ini.
"We did it, we did it Joe (Kita berhasil, kita berhasil Joe)," kata Kamala Harris.
"You're going to be the next President of the United State," ujar Kamala sembari tertawa.
Tampak juga dalam video singkat tersebut, Kamala berpakaian kasual, semacam pakaian olahraga.
Biden-Harris Menang
Seperti diketahui Joe Biden dan Kamala Harris diumumkan sebagai presiden-wakil presiden terpilih AS sebelum tengah hari Sabtu (11/11/2020).
Dilansir dari New York Post, mereka mendapatkan keunggulan di Pennsylvania.
20 suara elektoral negara bagian membuatnya melebihi angka 270 yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL Joe Biden Menangkan Pilpres AS | FB Blokir Grup Angkat Senjata Pendukung Trump
Baca juga: Jalan Joe Biden Menuju Gedung Putih Semakin Sulit Dibendung Donald Trump
Baca juga: 2 Sejarah Baru Amerika Jika Joe Biden dan Kamala Harris Dilantik Jadi Presiden dan Wakil Presiden
Joe Biden berhasil mengakhiri kepemimpinan Donald Trump dengan 290 suara elektoral yang diraihnya.
Sejarah baru pun terukir di AS.
Pasalnya, Kamala Harris menjadi wanita kulit hitam pertama yang menjabat wakil presiden AS.
Donald Trump Tak Terima
Presiden Trump terus mencuit dan menyatakan bahwa dia 'menang' sambil meningkatkan klaim penipuan yang tidak berdasar.
Donald Trump sedang bermain golf pada Sabtu pagi ketika Biden memenangkan Pennsylvania dan dinyatakan sebagai presiden terpilih.
Meskipun begitu, Trump menolak untuk menyerah atau menerima hasilnya.
“PENGAMAT TIDAK DIIZINKAN KE RUANG PENGHITUNGAN. SAYA MEMENANGKAN PEMILIHAN, MENDAPAT 71.000.000 SUARA HUKUM," cuit Trump , tanpa membagikan bukti klaimnya.
“HAL-HAL BURUK YANG TERJADI YANG TIDAK DIIZINKAN UNTUK DILIHAT OBSERVER KAMI. TIDAK PERNAH TERJADI SEBELUMNYA. JUTAAN BOLA MAIL-IN DIKIRIM KE ORANG YANG TIDAK PERNAH MEMINTANYA! ” dia melanjutkan.
Trump benar tentang dukungannya yang memecahkan rekor, tetapi itu tidak setinggi Biden yang menerima 74,5 juta suara.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)