Awasi Ponsel Warganya, Bangladesh Beli Alat Mata-mata Buatan Israel
Negara berpenduduk muslim terbesar ke-4 di dunia itu secara resmi tidak mengakui Israel sebagai entitas negara.
Editor: Setya Krisna Sumarga
"Ini berperilaku seperti menara seluler, jadi semua telepon di area tertentu akan terhubung ke sana dan akan mampu menyadap komunikasi," kata Bendinelli kepada Al Jazeera.
"Semua yang Anda lakukan di ponsel, SMS, panggilan telepon, dan situs web yang Anda kunjungi akan disadap," tambahnya.
“Model khusus ini juga dapat mengganggu komunikasi, sehingga dapat mengubah konten pesan teks,” jelasnya.
“Pengetahuan adalah kekuatan, jadi jika Anda tahu di mana orang akan bertemu dan apa yang mereka rencanakan, Anda memiliki kekuatan untuk bertindak,” imbuh Bendinelli.
Haris membual kepada sumber Al Jazeera, dia telah melakukan hal itu, menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengawasan elektronik untuk bertindak dan mengalahkan salah satu pesaingnya.
Unit Investigasi menghubungi semua pihak yang terlibat, termasuk DGFI, Haris dan Aziz Ahmed, serta PicSix, mengundang mereka untuk menanggapi temuannya. Tetapi tidak ada yang menanggapi.
James Moloney mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Sovereign Systems bukanlah perusahaan yang dikontrak Angkatan Darat Bangladesh.
Tetapi ia tidak mengatakan apa-apa mengenai perannya sebagai perantara dalam kesepakatan spyware ilegal.
Pada hari Senin, setelah rilis investigasi Al Jazeera, Senin, Menlu Bangladesh membantah dalam sebuah wawancara dengan BBC, negaranya pernah membeli peralatan intersepsi ponsel dari Israel.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)