200 Peti Mati Jatuh ke Laut karena Makam Longsor di Italia, Beberapa Hancur saat Terbentur Air
Sekitar 200 peti mati jatuh ke Laut Linguria setelah sebuah pemakaman di Italia runtuh akibat tanah longsor.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Kejaksaan Genoa telah membuka penyelidikan atas penyebab longsor tersebut.
Otoritas setempat menyatakan tebing di bawah pemakaman terkikis oleh curah hujan tinggi dan badai laut yang ganas dalam beberapa tahun terakhir.
Pemakaman Camogli adalah satu di antara situs paling populer di daerah itu karena lokasinya di Riviera Italia, di kota pelabuhan bersejarah yang kerap dikunjungi turis.
Detik-detik Runtuh
Dilansir The Sun, sesaat sebelum tebing runtuh, para pekerja makam berlarian menyelamatkan diri.
Tidak lama kemudian makam, peti mati, dan bebatuan runtuh dari tebing dan meluncur ke arah laut.
Hari itu kru penyelam dan petugas pemadam kebakaran langsung melakukan evakuasi dengan menarik peti-peti mati ke daratan.
Arus laut membasahi kembali beberapa peti mati yang telah dievakuasi, beberapa peti pecah karena membentur air.
Rekaman itu menunjukkan seorang pria melompat ke tempat yang aman saat kuburan runtuh dan terjun 200 meter ke laut Mediterania.
Baca juga: Penampakan Makam di Karanganyar yang Alami Longsor, Ada Jenazah yang Tersangkut hingga Hanyut
Baca juga: Sebut Pemakaman Covid-19 Cuma Proyek, Anggota DPRD Bantul Diminta Sampaikan Klarifikasi
"Burung camar bisa merasakan apa yang akan terjadi - mereka terbang menjauh," kata seseorang dalam video.
Ketika satu di antara kapel berisi peti mati mulai runtuh, pekerja itu berteriak 'Mamma Mia!'.
Otoritas lokal mengatakan tidak ada yang terluka tetapi beberapa pekerja di tempat kejadian dirawat karena syok.
Daerah pemakaman Camogli sudah bertahun-tahun mengalami erosi dan proyek penopang tebing telah dimulai sejak 2018.
"Beberapa anggota keluarga saya dimakamkan di pemakaman itu dan sepertinya peti mati mereka berakhir di laut."
"Sangat menyedihkan melihat peti mati mengapung di laut, kami membutuhkan rencana yang jelas untuk dewan lokal tentang apa yang akan mereka lakukan," kata salah seorang keluarga, Serena Bertolucci sambil menangis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)