Standard Chartered Cari Oksigen untuk Karyawannya di Tengah Krisis Covid-19 Di India
Di India tercatat lebih dari 200.000 kematian, angka ini memecahkan rekor kasus harian sejak dimulainya pandemi pada awal 2020.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Standard Chartered Plc tengah berupaya membeli oksigen untuk karyawannya yang terpapar virus corona (Covid-19) di India, karena sistem perawatan kesehatan negara itu yang kian memburuk.
Sistem kesehatan di India saat ini memang berjuang untuk mengatasi krisis terburuk di dunia akibat virus tersebut.
Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (29/4/2021), Chief Financial Officer (CFO) Standard Chartered Andy Halford mengatakan bahwa bank yang bermarkas di London itu 'secara aktif' berusaha menemukan konsentrator oksigen.
Karena ratusan dari 20 ribuan staf perusahaan yang berbasis di negara itu kini terinfeksi.
"Hingga saat ini, kami memiliki 800 kasus Covid-19 dan saya pikir secara total kami telah memiliki beberapa kematian diantara karyawan kami di India hingga saat ini," kata Halford dalam wawancara melalui telepon, setelah bank itu menerbitkan pendapatannya di kuartal pertama 2021.
Baca juga: Inggris Kirim Konsentrator Oksigen dan Ventilator Ke India, Tapi Tidak Ada Vaksin Covid-19
India telah menjadi episentrum pandemi secara global, dengan catatan lebih dari 200.000 kematian, angka ini memecahkan rekor kasus harian sejak dimulainya pandemi pada awal 2020.
Lonjakan infeksi Covid-19 telah menyebabkan rumah sakit kekurangan tempat tidur dan ini tentunya memaksa warga untuk memohon pasokan oksigen bagi kerabat mereka melalui media sosial.
Standard Chartered adalah salah satu bank internasional terbesar yang beroperasi di India.
Selain menyediakan layanan perbankan dan manajemen kekayaan di negara tersebut, bank ini juga mengoperasikan hub back-office utama di dua kota di India yakni Bangalore dan Chennai.
Baca juga: Bank Mantap Bayar Santunan Keluarga Korban Kru KRI Nanggala 402, Ini Rinciannya
Chief Executive Officer Standard Charteres Bill Winters mengatakan bahwa bank tersebut saat ini ingin memindahkan operasional dari India ke pusat layanannya di Kuala Lumpur, Tianjian dan Warsawa.
"Kami membiarkan sebagian besar cabang kami tetap buka, bank memang dianggap sebagai layanan penting, tapi sayangnya kami memiliki bagian yang tidak proporsional dari kasus ini pada kantor cabang," kata Winters.
Sementara itu, Halford mengatakan bahwa hanya sekitar 10 persen dari staf Standard Chartered yang berbasis di India yang saat ini mulai bekerja.
Sedangkan semua staf yang dipekerjakan di Chennai dan Bangalore kini bekerja dari rumah atau work from home (WFH).