Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Dilempari Botol saat Kunjungi Lokasi Tragedi Lag B'Omer
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mendapat penghinaan dari keluarga korban tragedi Lag B'Omer saat mengunjungi lokasi kejadian.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
Kejadian bermula saat kerumunan peserta festival keluar dari lokasi dan berjalan di sebuah lorong sempit.
Orang-orang yang saling berdesakan mulai berjatuhan saat menuruni tangga yang licin, kata saksi mata.
Acara keagamaan Lag B'Omer dibanjiri peserta tahun ini setelah ditutup tahun lalu.
Selama acara itu, para jemaat Yahudi Ortodoks bernyanyi, menari, dan menyalakan api unggun.
Otoritas mengizinkan festival Lag B'Omer dihadiri 10.000 orang saja, namun penyelenggara mengatakan ada 650 bus yang disewa peserta sehingga diperkirakan membawa sekitar 30.000 orang ke lokasi suci itu.
Baca juga: PM Israel Benyamin Netanyahu Tolak Kesepakatan Baru Nuklir Iran
Baca juga: Israel Temukan Kasus Radang Jantung pada Beberapa Penerima Vaksin COVID-19 Pfizer
Direktur layanan darurat Hatzalah, Eli Beer ngeri dengan ramainya acara itu dan mengatakan lokasi tersebut hanya bisa menampung seperempat dari jumlah orang saat itu.
Pada Jumat (30/4/2021), pemakaman untuk korban tragedi ini dilakukan di Yerussalem dan Kota Bnei Brak yang sebagian besar dihuni jemaat Yahudi ultra-Ortodoks.
Shalom Levy, yang menghadiri pemakaman menyebut kejadian itu sebagai "tragedi bagi orang-orang Yahudi".
Peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi terburuk dalam sejarah damai di Israel, menyamai jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan Gunung Karmel tahun 2010.
Apa Itu Lag B'Omer?
Setiap tahunnya, puluhan ribu penganut Yahudi Ortodoks merayakan festival keagamaan Lag B'Omer yang ditandai dengan api unggun, doa, serta tarian.
Adapun lokasi festival merupakan makam Rabbi Shimon Bar Yochai, tokoh Yahudi pada abad kedua dan tempatnya dianggap sebagai situs tersuci, dikutip dari BBC.
Sebenarnya perayaan Lag B'Omer tahun ini dibatasi karena Covid-19.
Namun karena vaksinasi Israel salah satu yang tercepat di dunia, sehingga pembatasan banyak dikurangi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.