Survei Menunjukkan Lebih dari 70% Warga Jepang Berharap Olimpiade Tokyo Ditunda atau Dibatalkan
Sebagian besar warga Jepang rupanya menginginkan Olimpade Tokyo ditunda lagi atau bahkan dibatalkan sepenuhnya akibat pandemi yang masih berlangsung
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
"Meskipun saya merasa kasihan pada para atlet, ada orang lain yang lebih saya kasihi."
Presiden IOC Thomas Bach berencana mengunjungi Jepang pada pertengahan Mei dan bertemu dengan Perdana Menteri Suga.
Akan tetapi ada spekulasi bahwa kunjungannya akan dibatalkan, mengingat laju infeksi COVID-19 saat ini di Jepang.
Menurut Kyodo News, status darurat yang telah diberlakukan di Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo sejak 25 April diperpanjang hingga akhir Mei, dan diperluas hingga mencakup lebih banyak prefektur, seiring penyebaran penyakit.
Banyak orang Jepang kehilangan kesabaran dengan pandemi, dan tidak berharap lockdown yang sedang berlangsung akan banyak membantu mengendalikan penyebaran virus.
Bar tidak dapat menyajikan alkohol dalam keadaan darurat, dan tempat karaoke juga ditutup.
Beberapa warga Jepang yang frustrasi telah minum di jalan-jalan, Associated Press melaporkan.
"Medali emas menjadi prioritas di atas nyawa banyak orang," kata aktivis Misako Ichimura pada protes Olimpiade baru-baru ini, menurut The Wall Street Journal.
Ichimura telah menjadi pengunjuk rasa anti-Olimpiade yang gigih sejak Jepang dianugerahi pertandingan ini pada tahun 2013, ketika sebagian besar orang Jepang mendukung penyelenggaraannya.
Jepang kini mencatat lebih banyak kematian akibat virus corona dalam empat bulan pertama 2021 daripada yang terjadi pada tahun 2020.
Program vaksinasi yang berjalan lambat juga memperburuk sentimen publik.
Korea Utara Umumkan Tidak Berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo
Awal April lalu, Korea Utara mengumumkan tidak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini, dengan mengatakan keputusannya adalah untuk melindungi atletnya dari Covid-19.
Dilansir BBC.com, keputusan tersebut mengakhiri harapan Korea Selatan untuk menggunakan Olimpiade sebagai "jembatan" untuk terhubung dengan Korea Utara.