Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Korban Serangan Israel di Palestina: Ini Perang Terburuk dalam Hidup Saya, Benar-benar Kejam

Berikut cerita warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel, merasa perang terburuk.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Cerita Korban Serangan Israel di Palestina: Ini Perang Terburuk dalam Hidup Saya, Benar-benar Kejam
Anadolu Agency
Serangan udara Israel di Palestina. Berikut cerita warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel. 

"Bahkan jika kita tidak pernah melihat matahari lagi, kita semua untuk Yerusalem," katanya.

Semua Telah Hancur

Di Beit Hanoun, seluruh area pemukiman dihancurkan oleh serangan udara.

Satu di antara warga Palestina yang tinggal di daerah itu adalah Mohammed al-Zoni.

Ia mengatakan, sebanyak 30 rumah hancur.

Al-Zoni juga menambahkan, berkat pertolongan Tuhan, tidak ada yang terbunuh.

Keluarga dapat melarikan diri segera setelah serangan dimulai.

Berita Rekomendasi

"Kami sedang duduk di rumah ketika tanpa ada peringatan apa pun, pengeboman dimulai," ujar Al-Zoni.

“Kaca dari jendela menghujani kami. Keluarga saya tinggal dengan kerabat di daerah yang berbeda untuk saat ini, tetapi Israel perlu mengetahui satu hal, dan itu adalah kami akan tetap di sini," tegasnya.

Serangan udara Israel setidaknya meratakan tiga bangunan tinggi di Jalur Gaza.
Serangan udara Israel setidaknya meratakan tiga bangunan tinggi di Jalur Gaza. (Al Jazeera)

Baca juga: Aksi Demo Kecam Serangan Brutal Israel Meluas di Banyak Negara, di Berlin Diikuti Ribuan Orang

Saat orang-orang di Gaza mulai pulih dari 'mimpi buruk' mereka, beberapa yang lain akan terus mengubur kenangan tentang orang tercinta yang telah meninggalkan mereka.

Seperti yang terjadi Rafat Tanani.

Pada Rabu (12/5/2021) malam, Rafat dan seluruh keluarganya tewas dalam serangan Israel di daerah Sheikh Zayed di Gaza utara.

Dia dan istrinya Rawya (36) yang sedang hamil, dan anak-anak mereka Ismail, Adham, Amir, dan Mohammed - semuanya berusia di bawah 8 tahun - terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan.

Tim penyelamat membutuhkan waktu sehari untuk mengevakuasi mayat keluarga tersebut.

"Cara Israel menargetkan rumah-rumah warga sipil dan membunuh anak-anak serta menggusur orang benar-benar tidak tepat," kata sepupu, Rafat Jameel.

"Apa yang kami alami sekarang jauh lebih buruk daripada serangan di tahun 2014. Penembakan dan serangan udara kali ini gila," tuturnya.

Baca berita lainnya terkait Israel Serang Jalur Gaza

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas