Naftali Bennett, Perdana Menteri Baru Israel yang Berhasil Akhiri Jabatan 12 Tahun Netanyahu
SOSOK dan perjalanan politik Naftali Bennett, Perdana Menteri Baru Israel yang akhiri masa jabatan 12 tahun Benjamin Netanyahu
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Bennett sempat menjabat sebagai kepala dewan pemukim Tepi Barat, Yesha, sebelum memasuki Knesset pada 2013.
Ia kemudian menjabat sebagai menteri kabinet urusan diaspora, pendidikan dan pertahanan di berbagai pemerintahan yang dipimpin Netanyahu.
"Dia adalah pemimpin sayap kanan, garis keras keamanan, tetapi pada saat yang sama sangat pragmatis," kata Yohanan Plesner, kepala Institut Demokrasi Israel, yang telah mengenal Bennett selama beberapa dekade dan bertugas bersamanya di militer.
Plesner mengharapkan Bennett untuk terlibat dengan faksi lain untuk menemukan "penyebut yang sama" saat ia mencari dukungan dan legitimasi sebagai pemimpin nasional.
Persaingan dengan Netanyahu
Ayah empat anak berusia 49 tahun itu memiliki pendekatan hawkish yang sama dengan Netanyahu terhadap konflik Timur Tengah.
Tetapi keduanya memiliki hubungan yang tegang selama bertahun-tahun.
Bennett menjabat sebagai kepala staf Netanyahu selama dua tahun.
Tetapi mereka berpisah setelah perselisihan misterius.
Media Israel menyebut perselisihan itu terkait dengan istri Netanyahu, Sara, yang memiliki pengaruh besar atas lingkaran dalam suaminya.
Jelang pemilihan pada Maret lalu, Bennett berkampanye sebagai pendukung sayap kanan.
Ia menandatangani janji di TV nasional yang mengatakan tidak akan pernah membiarkan Yair Lapid seorang sentris dan saingan utama Netanyahu, menjadi perdana menteri.
Tetapi ketika semakin jelas bahwa Netanyahu tidak dapat membentuk koalisi yang berkuasa, Bennett melanggar janjinya.
Bennett setuju untuk menjabat sebagai perdana menteri selama dua tahun sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Lapid, arsitek koalisi baru.