Naftali Bennett, Perdana Menteri Baru Israel yang Berhasil Akhiri Jabatan 12 Tahun Netanyahu
SOSOK dan perjalanan politik Naftali Bennett, Perdana Menteri Baru Israel yang akhiri masa jabatan 12 tahun Benjamin Netanyahu
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Pendukung Netanyahu mencap Bennett sebagai pengkhianat.
Bennett beralasan keputusannya itu sebagai langkah pragmatis yang bertujuan untuk menyatukan negara dan menghindari pemilihan putaran kelima.
Pergeseran Generasi
Bennett, seorang Yahudi Ortodoks modern, akan menjadi perdana menteri pertama Israel yang secara teratur mengenakan kippa, kopiah yang biasa dikenakan oleh orang-orang Yahudi yang taat.
Dia tinggal di pinggiran kota Tel Aviv yang mewah di Raanana.
Bennett memulai kehidupan dengan orang tuanya yang lahir di Amerika di Haifa.
Ia kemudian pindah bersama keluarganya antara Amerika Utara dan Israel, dinas militer, sekolah hukum, dan sektor swasta.
Secara keseluruhan, ia memiliki citra modern, religius, dan nasionalis.
Setelah bertugas di unit komando elit Sayeret Matkal, Bennett melanjutkan ke sekolah hukum di Universitas Ibrani.
Pada tahun 1999, ia ikut mendirikan Cyota, sebuah perusahaan perangkat lunak anti-penipuan.
Perusahaan itu dijual pada tahun 2005 ke RSA Security yang berbasis di AS seharga $145 juta.
Bennett mengatakan pengalaman pahit perang Israel 2006 melawan kelompok militan Lebanon Hizbullah mendorongnya ke politik.
Perang selama sebulan berakhir dengan tidak meyakinkan, dan kepemimpinan militer dan politik Israel pada saat itu dikritik karena ceroboh dalam kampanye.
Bennett mewakili generasi ketiga pemimpin Israel, setelah para pendiri negara dan generasi Netanyahu.