Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Pertama Raisi setelah Terpilih Jadi Presiden Iran: Janji akan Kembalikan Kesepakatan Nuklir

Dalam pidatonya, Raisi berjanji akan mengembalikkan kesepakatan nuklir 2015 namun menolak untuk bernegosiasi atas masalah rudal balistik.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Pidato Pertama Raisi setelah Terpilih Jadi Presiden Iran: Janji akan Kembalikan Kesepakatan Nuklir
ATTA KENARE / AFP
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tersenyum saat menyapa perwakilan media selama konferensi pers pertamanya di ibukota republik Islam Teheran, pada 21 Juni 2021. Dalam pidatonya, Raisi berjanji akan mengembalikkan kesepakatan nuklir 2015 namun menolak untuk bernegosiasi atas masalah rudal balistik. 

Namun, jumlah pemilih hanya di bawah 49%.

Jumlah itu merupakan rekor terendah untuk pemilihan presiden di negara itu sejak Revolusi Islam 1979.

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Ebrahim Raisi Sebagai Presiden Iran

Baca juga: Ebrahim Raisi Terpilih jadi Presiden Iran, Ini Respons Para Pemimpin Dunia

Sebelum hari pemilu, muncul seruan boikot dari para pembangkang dan beberapa reformis.

Aksi itu merupakan respons dari diskualifikasinya beberapa kandidat presiden terkemuka yang bisa jadi membuat pemilu makin kompetitif.

Pada hari Senin, Raisi menggambarkan partisipasi Iran dalam pemilihan sebagai pesan "persatuan dan kohesi", dan tanda bahwa mereka terus "menjalani jalan" pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Dia juga mengatakan para pemilih telah memberinya mandat untuk "memerangi korupsi, kemiskinan, dan diskriminasi".

Upaya Raisi untuk Kembali ke Kesepakatan Nuklir

Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tersenyum saat menyapa perwakilan media selama konferensi pers pertamanya di ibukota republik Islam Teheran, pada 21 Juni 2021.
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tersenyum saat menyapa perwakilan media selama konferensi pers pertamanya di ibukota republik Islam Teheran, pada 21 Juni 2021. (ATTA KENARE / AFP)
Berita Rekomendasi

Raisi mengatakan pendekatannya terhadap kebijakan luar negeri tidak akan dibatasi oleh kesepakatan nuklir yang dinegosiasikan oleh Rouhani.

Di tangan Rouhani, negosiasi sebelumnya membuat Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.

Baca juga: Sosok Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Dipandang Israel sebagai Ekstremis

Baca juga: PROFIL Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Seorang Hakim Agung, Dituduh Terlibat Eksekusi Massal 1988

Kini, Raisi mendesak AS untuk segera kembali ke kesepakatan dan mencabut semua sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Tetapi ketika ditanya apakah dia akan menemui Presiden Joe Biden jika ada kesempatan, dia menjawab: "Tidak."

Raisi juga menolak kemungkinan negosiasi mengenai program rudal balistik Iran dan kebijakan regionalnya, termasuk dukungannya terhadap kelompok bersenjata di beberapa negara, meskipun ada seruan oleh negara-negara Barat agar isu-isu itu menjadi bagian dari kesepakatan baru yang dicapai di Wina.

Pada hari Minggu (20/6/2021), kepala perunding nuklir Iran Abbas Araqchi mengatakan perwakilan di Wina "lebih dekat dari sebelumnya ke kesepakatan".

Tetapi ia menyebut menjembatani kesenjangan yang tersisa adalah "bukan pekerjaan mudah".

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas