Sekjen PBB Serukan Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi, Demonstran Bakar Seragam Tentara
Sekjen PBB menyerukan militer Myanmar membebaskan Aung San Suu Kyi yang ditahan sejak kudeta militer lima bulan lalu
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak militer Myanmar untuk membebaskan Peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint sekarang.
"Kami mengulangi seruan kami untuk segera membebaskan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk Presiden Win Myint dan anggota dewan negara bagian Aung San Suu Kyi," kata Eri Kaneko, Juru Bicara Sekjen PBB Guterres, Kamis (1/7).
Ia berbicara sehari setelah ribuan tahanan lainnya dibebaskan lima bulan sejak kudeta.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Laporan media lokal menyebutkan, Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 tahanan pada hari Rabu, di antaranya wartawan dan lainnya yang menurut militer ditahan atas tuduhan penghasutan karena ikut serta dalam protes.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Hadiri Persidangan, Sebut Sejumlah Kesaksian Itu Salah
Baca juga: Aung San Suu Kyi Muncul Pertama Kalinya di Sidang Sejak Ditangkap Junta Militer
Banyak penentang militer telah ditahan, dan beberapa dihukum, di bawah undang-undang yang mengkriminalisasi komentar yang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu.
Aung San Suu Kyi diadili untuk pelanggaran serupa, antara lain, namun ia tetap dalam tahanan.
“Kami tetap sangat prihatin atas berlanjutnya kekerasan dan intimidasi, termasuk penangkapan sewenang-wenang, oleh aparat keamanan,” kata Kaneko.
Bakar Seragam
Untuk menandai bulan kelima sejak kudeta, ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di kota terbesar di negara itu, Yangon, pada Kamis(1/7). Mereka membakar seragam tentara dan meneriakkan seruan untuk demokrasi.
Protes itu adalah salah satu yang terbesar di Yangon dalam beberapa pekan terakhir, meskipun demonstrasi menentang tentara berlangsung setiap hari di banyak bagian negara Asia Tenggara itu.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Berpesan Agar Warga Myanmar Lebih Berhati-hati Terhadap Covid-19
Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuntut Aung San Suu Kyi atas Dugaan Korupsi: Dia Dinyatakan Bersalah
“Apa yang kita inginkan? Demokrasi! Demokrasi!" teriak pengunjuk rasa saat mereka berlari melalui jalan-jalan dengan nyala api berwarna-warni.
"Untuk rakyat! Untuk rakyat,” teriak mereka, menurut video yang diterbitkan oleh Reuters.
Mereka membakar seragam tentara sebelum bubar.