Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malaysia Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm dan Johnson & Johnson

Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataannya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Malaysia Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm dan Johnson & Johnson
ROB ENGELAAR / ANP / AFP
Sebuah gambar yang diambil pada 12 April 2021 menunjukkan botol vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 saat dosis pertama yang berasal dari kota Leiden di Belanda disimpan di pusat distribusi Movianto di Oss 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan darurat atau emergency use Authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19) yang diproduksi oleh Sinopharm China.

Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataannya.

"Di Malaysia, vaksin Sinopharm didaftarkan oleh perusahaan farmasi Duopharma," kata Dr Noor Hisham.

Baca juga: Program Vaksinasi COVID-19 Berbayar Dibatalkan, Ini Penjelasan Kimia Farma

Baca juga: Malaysia Akan Hentikan Penggunaan Vaksin Sinovac Setelah Pasokannya Habis

Baca juga: Banyak Menuai Pro Kontra, Presiden Resmi Batalkan Vaksinasi Berbayar untuk Individu

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (16/7/2021), Duopharma sebelumnya telah mengumumkan kesepakatan untuk memasok 6,4 juta dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia untuk pemerintah Malaysia.

Namun perusahaan itu belum menanggapi pengumuman yang disampaikan Kemenkes terkait Sinopharm.

Selain itu, pihak berwenang juga telah memberikan persetujuan bersyarat untuk vaksin Janssen COVID-19 yang dikembangkan oleh produsen obat asal Amerika Serikat (AS) Johnson & Johnson dan diproduksi di Belgia.

Berita Rekomendasi

Malaysia sebelumnya telah menyetujui batch lain vaksin Janssen yang telah diberikan izin penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Persetujuan untuk penggunaan Sinopharm dan Johnson & Johnson ini muncul sehari setelah Kemenkes Malaysia mengatakan bahwa mereka akan berhenti memberikan vaksin Sinovac kepada warganya setelah pasokan vaksin itu berakhir.

Hal itu karena pemerintah Malaysia memiliki jumlah yang cukup untuk vaksin merek lainnya dalam menunjang program vaksinasinya.

Malaysia memulai program vaksinasi nasionalnya sejak 24 Februari 2021.

Hingga Kamis kemarin, negara itu telah memberikan total 12.647.558 dosis vaksin, dengan lebih dari 4 juta orang atau setara 12,3 persen dari populasinya telah divaksinasi.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pun mengatakan pada hari Kamis kemarin bahwa pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memberikan beberapa 'kelonggaran' kepada mereka yang telah menyelesaikan vaksinasi secara lengkap.

Termasuk mengizinkan mereka untuk makan di restoran dan melakukan perjalanan antar negara bagian.

Malaysia melaporkan 13.215 kasus COVID-19 baru pada hari Kamis kemarin, mencetak rekor untuk hari ketiga berturut-turut.

Hingga saat ini, pihak berwenang pun telah melaporkan sekitar 880.000 kasus dan lebih dari 6.600 kematian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas