Selandia Baru Tutup Perbatasan Hingga Awal 2022
Selandia Baru harus menutup perbatasannya hingga awal 2022 dan akan membuka kembali hanya setelah sebagian besar orang dewasanya telah di vaksinasi
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selandia Baru harus menutup perbatasannya hingga awal 2022 dan akan membuka kembali hanya setelah sebagian besar orang dewasanya telah di vaksinasi terhadap virus corona.
Kabar ini disampaikan panel yang ditunjuk pemerintah Selandia Baru dalam konferensi pers pada hari Rabu (11/8/2021) seperti yang dilaporkan Alarabiya.
Negara itu, yang terakhir melaporkan kasus lokal penularan COVID-19 pada Februari.
Namun akan tetap berpegang pada strategi lockdown untuk menghilangkan virus dan menghindari ketegangan sistem kesehatannya, dengan virus bermutasi dengan cepat di luar negeri.
“Kelompok penasihat menganggap bahwa strategi eliminasi tidak hanya layak, tetapi juga pilihan terbaik pada tahap pandemi ini,” kata panel dalam sebuah laporan.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah memenangkan pujian global karena menahan transmisi lokal COVID-19 melalui penguncian yang ketat dan menutup perbatasan pada Maret 2020.
Negara ini hanya mencatat 2.500 kasus dan 26 kematian saat itu.
“Tantangan menangani impor virus secara teratur melalui perbatasan kita tidak boleh diremehkan,” kata panel itu dalam sebuah laporan.
Baca juga: Covid-19 Melonjak, Selandia Baru Minta Warga Negaranya Pulang Tinggalkan Australia
“Oleh karena itu kami mendukung gagasan bahwa pembukaan kembali perbatasan pada tahun 2022 harus dimulai dengan cara yang direncanakan dengan hati-hati dan bertahap …” katanya
Panel merekomendasikan program vaksinasi Selandia Baru harus diselesaikan sebelum dibuka kembali. Sejauh ini hanya 21 persen warga negara yang telah divaksinasi penuh.
“Kita perlu berbuat lebih banyak untuk lebih memperkuat perbatasan kita dan memperkuat pertahanan kesehatan kita, termasuk melalui peluncuran vaksin, sebelum kita dapat dengan aman membuka perbatasan lebih jauh, dan itu akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik,” kata Menteri Kesehatan Ayesha. Kata Verrall dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan saran panel telah berkembang karena munculnya varian Delta yang sangat menular.
Bisnis dan sektor publik yang menghadapi kekurangan pekerja telah menyerukan pembukaan yang lebih cepat, tetapi panel mengatakan itu akan membuat negara itu rentan terhadap infeksi.
Ardern pekan lalu membuka perjalanan bebas karantina satu arah untuk pekerja musiman dari Samoa, Tonga, dan Vanuatu untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri hortikultura.
Selandia Baru menangguhkan "bubble" perjalanan bebas karantina dengan Australia pada Juli menyusul wabah varian Delta di sana.