Studi di China: Penyintas Covid-19 Alami Gejala Setahun Setelah Terjangkit, Kelelahan dan Lemah Otot
Hasil studi di China menemukan setengah penyintas mengalami setidaknya satu gejala Covid-19 satu setahun setelah mereka terinfeksi virus Corona
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Hasil studi menunjukkan, hampir setengah penyintas mengalami setidaknya satu gejala Covid-19 satu tahun setelah ia terjangkit virus Corona.
Studi yang diterbitkan di Jurnal Lancet, Kamis (26/8/2021), diyakini sebagai yang terbesar hingga saat ini di mana pasien dievaluasi satu tahun setelah dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Dilansir dari The Straits Times, studi ini melibatkan 1.276 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, Cina, dan keluar dari rumah sakit antara 7 Januari-29 Mei 2020.
Para pasien ini dievaluasi selama enam bulan setelh dirawat di rumah sakit.
Para peneliti menemukan bahwa banyak gejala membaik dan sebagian besar dari 479 pasien terkena Covid-19 telah kembali bekerja seperti semula.
Baca juga: Penyintas Covid-19 Harus Menunggu 3 Bulan Baru Bisa Divaksin
Baca juga: Tekanan Psikis pada Penyintas Dapat Sebabkan Long Covid
Namun studi itu juga menunjukkan bahwa , ada 49 persen pasien masih memiliki setidaknya satu masalah kesehatan.
Para peneliti melaporkan adanya sesak napas dan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, terjadi 12 bulan kemudian dibandingkan dengan kasus dalam enam bulan.
Namun belum diketahui apa yang menyebabkan adanya peningkatan gejala-gejala itu
Para peneliti juga membandingkan pasien dalam penelitian ini dengan orang-orang di komunitas yang tidak memiliki Covid-19 tetapi memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan karakteristik lainnya.
Setelah 12 bulan, para penyintas Covid-19 memiliki kondisi kesehatan yang secara keseluruhan lebih buruk daripada orang yang tidak terinfeksi.
Baca juga: Jubir Penanganan Covid: Masyarakat Harus Persiapkan Diri Hidup dengan Covid, Meski Tak Mudah
Baca juga: Studi Ungkap Satu dari Tiga Penyintas Covid-19 Alami Gangguan Neurologis seperti Kecemasan
Mereka juga lebih mungkin mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan, kecemasan atau depresi, dan masalah mobilitas daripada mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.
Para pasien, yang rata-rata berusia 57 tahun, diberikan pemeriksaan fisik, tes laboratorium dan tindakan standar daya tahan dan kapasitas aerobik yang disebut tes berjalan enam menit. Mereka juga diwawancarai tentang kesehatan mereka.
Penelitian ini melibatkan pasien yang kondisinya harus dirawat di rumah sakit, tetapi umumnya bukan yang paling parah.
Sekitar 75 persen membutuhkan oksigen tambahan ketika mereka dirawat di rumah sakit.
Tetapi sebagian besar tidak memerlukan perawatan intensif, ventilator atau bahkan oksigen hidung aliran tinggi, metode non-invasif.
Baca juga: Benarkah Fungsi Paru-paru Penyintas Covid Tidak Bisa Normal Lagi? Ini Kata Ahli
Baca juga: Penyintas Sedang yang Isolasi Mandiri di Rumah Berisiko Long Covid-19
Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk memiliki beberapa gejala yang tersisa, termasuk masalah kesehatan mental dan masalah fungsi paru-paru.
Studi itu menemukan bahwa salah satu gejala yang paling umum adalah kelelahan atau kelemahan otot, yang dilaporkan oleh 20 persen pasien.
Tapi angka itu menurun signifikan dari 52 persen yang melaporkan gejala seperti itu enam bulan setelah dirawat di rumah sakit.
Beberapa masalah, seperti sesak napas, lebih sering terjadi pada orang yang sakit parah.
Tetapi beberapa masalah tidak berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit awal.
Baca juga: Tya Ariestya Penyintas Covid-19, Akui Sulit Kembali Rutin Olahraga, Jalan Kaki Pun Ngos-ngosan
Baca juga: Satgas: Semua Penyintas Berpotensi Alami Long Covid
Misalnya, 244 pasien menjalani tes fungsi paru-paru, yang menemukan bahwa dari enam bulan hingga satu tahun setelah rawat inap, tidak ada penurunan proporsi pasien dengan aliran oksigen yang berkurang dari paru-paru mereka ke aliran darah mereka.
"Kebutuhan untuk memahami dan menanggapi Covid yang lama (long Covid) semakin mendesak," kata editorial yang diterbitkan Lancet tentang penelitian tersebut.
"Gejala seperti kelelahan terus-menerus, sesak napas, kabut otak, dan depresi dapat melemahkan jutaan orang di seluruh dunia,” katanya.
Ia menambahkan: "Covid panjang adalah tantangan medis modern dari urutan pertama. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)