Pemulihan Covid-19 di Indonesia Urutan Pertama Se-Asia Tenggara Menurut Indeks Nikkei
Pemulihan Covid-19 di Indonesia mendapat apresiasi dari banyak kalangan dari dalam dan luar negeri.
Editor: Hasanudin Aco
Langkah itu memungkinkan pusat kebugaran dibuka kembali dan meningkatkan kapasitas restoran dan salon untuk individu yang divaksinasi.
Sementara Vietnam, yang berkinerja terburuk dalam dua peringkat sebelumnya, menerima skor penuh 10 dalam sub-kategori "vaksin baru". Artinya, negara itu di antara 10 persen negara teratas yang memberikan dosis vaksin paling banyak setiap hari per kapita.
Meski tingkat vaksinasi nasional baru saja melewati 10 persen, lebih dari setengah populasi di Kota Ho Chi Minh telah menerima dua suntikan vaksin. Perkembangan itu dinilai menjanjikan untuk pusat infeksi, yang telah menyumbang tiga perempat dari kematian Covid-19 Vietnam.
Singapura turun dari peringkat 56 ke 70, setara dengan AS dan tepat di belakang Inggris.
Negara-kota itu memerangi peningkatan infeksi yang eksponensial, tetapi tidak mengabaikan rencananya untuk hidup berdampingan dengan virus. Pilihan itu mengingat 98 persen pasien baru tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.
Tetapi, pandemi terus menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan jangka panjang model ekonomi Singapura.
China melorot dari posisi teratas
China tergelincir dari peringkat pertama Indeks Pemulihan Covid-19 Nikkei menjadi kesembilan dalam edisi terbaru.
Pendekatan nol toleransi Covid-19 dari negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini, disebut memperlambat pemulihannya ke kehidupan normal.
China menempati posisi teratas sejak indeks pertama kali diterbitkan pada Juli, berkat jumlah kasus yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Tetapi skor mobilitas China tetap rendah, dengan peringkat ke-105 dari 121 dalam indeks pada September. Sementara negara-negara lain mengejar dalam dua kategori yang tersisa.
Menurut data resmi, China memberikan lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin Covid-19, yang secara penuh menginokulasi lebih dari 70 persen populasinya.
Namun demikian, negara ini mempertahankan kontrol perbatasan yang ketat dan pembatasan mobilitas.
China telah mengunci kota dan daerah pedesaan setiap kali ada kasus yang dikonfirmasi. Kebijakan ini juga membuatnya membatasi jumlah penerbangan dari luar negeri.