Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putri Mako Hanya akan Beri Sambutan di Konferensi Pers Pernikahan, Pertanyaan Media Dijawab Tertulis

Putri Mako dari Jepang, serta pasangannya Kei Komuro, hanya akan memberikan sambutan di konferensi pers setelah mendaftarkan pernikahan mereka

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Putri Mako Hanya akan Beri Sambutan di Konferensi Pers Pernikahan, Pertanyaan Media Dijawab Tertulis
Shizuo Kambayashi / POOL / AFP
File foto ini diambil pada 3 September 2017 menunjukkan Putri Mako Jepang (kanan), putri tertua Pangeran Akishino dan Putri Kiko, melihat tunangannya Kei Komuro (kiri), saat konferensi pers untuk mengumumkan pertunangan mereka di Akasaka East Residence di Tokyo. 

Media Jepang menjulukinya "Pangeran Laut," diambil dari karakter yang ia mainkan dalam kampanye wisata pantai untuk kota Fujisawa, selatan Tokyo.

Semua tampak baik-baik saja, tetapi kemudian muncul masalah.

Pasangan itu telah merencanakan pernikahan pada tahun 2018.

Tetapi pernikahan mereka diundur.

Rumah tangga Kekaisaran mengatakan penundaan itu karena "kurangnya persiapan."

Tetapi muncul kabar lain bahwa ibu Komuro tidak membayar kembali uang $36.000 yang dia pinjam dari mantan tunangannya.

Komuro membantah klaim tersebut, bahkan merilis pernyataan setebal 28 halaman awal tahun ini.

Berita Rekomendasi

Ia menyatakan bahwa ibunya percaya uang itu adalah hadiah dan Komuro akan membayar untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

Tapi gosip di tabloid semakin membedah setiap aspek keluarga dan hidup mereka.

Beberapa laporan bahkan menyebut Komuro sebagai pria materaialistis yang tidak dapat dipercaya.

Pertemuan yang Tak Biasa

Pertemuan kebetulan di universitas bukanlah jalan "normal" menuju pernikahan bagi seorang bangsawan Jepang.

Kaori Hayashi, seorang ahli studi media dan wakil presiden eksekutif dari Universitas Tokyo, mengatakan pasangan kerajaan biasanya dipilih dengan hati-hati dari kalangan tradisional yang bersosialisasi dengan keluarga Kekaisaran.

Selain itu, di Jepang, persepsi bahwa ibu tunggal tidak mampu membesarkan anak dengan benar, masih ada, ungkap Hitomi Tonomura, pakar studi gender dari University of Michigan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas