Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima Militer Sudan: Pemerintah Digulingkan untuk Cegah Perang Saudara

Panglima militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, mengatakan militer merebut kekuasaan untuk mencegah perang saudara.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Panglima Militer Sudan: Pemerintah Digulingkan untuk Cegah Perang Saudara
AFP
Abdel Fattah al-Burhan mengadakan konferensi pers di Khartoum pada 26 Oktober 2021 - Panglima militer Sudan mengatakan bahwa pengambilalihan pemerintahan untuk mencegah perang saudara. 

Dia berjanji untuk mengadakan pemilihan pada Juli 2023 dan menyerahkannya kepada pemerintah sipil terpilih saat itu.

“Apa yang dialami negara saat ini merupakan ancaman dan bahaya nyata bagi impian para pemuda dan harapan bangsa,” kata Al-Burhan.

Pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Norwegia pada Senin malam mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang situasi tersebut.

Mereka mengecam penangguhan lembaga-lembaga demokrasi dan menyerukan pembebasan mereka yang ditangkap.

"Tindakan militer merupakan pengkhianatan terhadap revolusi, transisi, dan permintaan sah rakyat Sudan untuk perdamaian, keadilan, dan pembangunan ekonomi," kata negara-negara yang disebut Troika.

Pasukan Kebebasan dan Perubahan, koalisi oposisi utama Sudan, menyerukan pembangkangan sipil dan protes di seluruh negeri.

Sudan memprotes kudeta militer yang menggulingkan transisi ke pemerintahan sipil, pada 25 Oktober 2021 di distrik al-Shajara di Khartoum selatan.
Sudan memprotes kudeta militer yang menggulingkan transisi ke pemerintahan sipil, pada 25 Oktober 2021 di distrik al-Shajara di Khartoum selatan. (AFP)

Mereka menuntut agar dewan militer transisi mengembalikan kekuasaan ke pemerintah sipil.

Berita Rekomendasi

Hala al-Karib, seorang aktivis Sudan untuk hak-hak perempuan di Tanduk Afrika, mengatakan Sudan sedang melalui saat-saat yang sangat suram dalam sejarahnya karena berdiri di "persimpangan jalan".

Dia meminta masyarakat internasional untuk menekan militer agar menghormati Konstitusi dan kesepakatan dengan dewan sipil.

“Militer telah mencemarkan kesepakatannya dengan pemerintah sipil dengan menahan perdana menteri dan beberapa menteri kabinet,” kata al-Karib.

“Orang-orang Sudan tidak tahu apakah mereka aman atau tidak," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas