Terpidana Mati di Oklahoma Kejang setelah Disuntik Mati, Dieksekusi karena Habisi Staf Penjara
Oklahoma, AS kembali mengeksekusi mati seorang narapidana kasus pembunuhan pada 1998 menggunakan suntikan mati untuk pertama kalinya dalam 6 tahun.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Beberapa menit kemudian, staf medis memasuki ruangan untuk menyeka dan membantu Grant yang muntah.
Saat itu Grant masih bernapas, menurut Snyder.
Grant kemudian dinyatakan tidak sadarkan diri oleh staf medis sekitar pukul 16:15.
Adapun dosis obat kedua dan ketiga diberikan satu menit kemudian.
Menurut Oklahoma Corrections Communications Director, Justin Wolf, Grant meninggal pada 16.21 waktu setempat.
Pria yang dipenjara karena perampokan ini dihukum pada tahun 2000 atas pembunuhan tingkat pertama kepada Gay Adams, seorang staf dapur di Fasilitas Pemasyarakatan Dick Conner pada tahun 1998.
"Eksekusi Narapidana Grant dilakukan sesuai dengan protokol Departemen Pemasyarakatan Oklahoma dan tanpa komplikasi," kata Wolf.
Oklahoma belum mengeksekusi terpidana mati sejak Januari 2015, ketika Charles Warner dihukum mati dengan suntikan mematikan.
Narapidana lain yaitu Richard Glossip, dijadwalkan akan dieksekusi pada September tahun itu, tetapi gubernur yang menjabat waktu itu meminta penundaan.
Baca juga: Kejaksaan Segera Eksekusi Terdakwa Penganiayaan Wenhai Guan yang Sakit di Singapura
Baca juga: Gembong Narkoba di Meksiko Eksekusi Mati 20 Anggota Geng Rivalnya
"Setelah menghabiskan banyak waktu untuk meninjau kebijakan dan praktik untuk memastikan bahwa eksekusi ditangani secara manusiawi, efisien, dan sesuai dengan undang-undang negara bagian dan putusan pengadilan, Departemen Pemasyarakatan Oklahoma siap untuk melanjutkan eksekusi di negara bagian Oklahoma," kata Departemen Pemasyarakatan Oklahoma dalam rilis berita di awal pekan ini.
Seorang pengacara untuk Grant, Sarah Jernigan dalam pernyataannya menilai bahwa kliennya itu adalah orang yang bertanggung jawab atas hukumannya menghabisi Gay Carter.
Grant, katanya, menghabiskan bertahun-tahun di penjara untuk menunggu eksekusi mati untuk menebus tindakannya.
Jernigan juga mengklaim bahwa John Grant tidak pernah mendapat perawatan mental saat ditahan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.