Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Negara Eropa Ramai Lakukan Demo Tolak Aturan Covid-19, Merasa Tak Bebas hingga Samakan dengan Nazi

Protes menentang aturan Covid-19 meletus di sejumlah negara di Eropa. Mulai dari Austria, Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, hingga Belanda.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Negara Eropa Ramai Lakukan Demo Tolak Aturan Covid-19, Merasa Tak Bebas hingga Samakan dengan Nazi
AFP/JOE KLAMAR
Kerumunan orang berjalan melewati toko pakaian di jalan perbelanjaan terkenal Wina, Mariahilferstrasse, di Wina, Austria pada 19 November 2021. - Austria akan memberlakukan penguncian untuk semua dan membuat vaksinasi wajib, Kanselir Alexander Schallenberg mengumumkan pada 18 November 2021, membuat negara yang pertama di UE yang mengambil tindakan tegas seperti kasus virus corona. (Photo by JOE KLAMAR / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Protes menentang aturan Covid-19 meletus di sejumlah negara di Eropa.

Pada Sabtu (20/11/2021) lalu, puluhan ribu massa yang kebanyakan dari kelompok sayap kanan berbaris di Kota Wina untuk memprotes aturan penguncian nasional yang berlaku mulai Senin.

Pemerintah Austria mengumumkan aturan itu untuk menahan lonjakan infeksi Covid-19.

Dilansir AP News, demo serupa juga terjadi di Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, dan Belanda pada Sabtu (20/11/2021). 

Sehari sebelumnya, polisi Belanda menembaki pengunjuk rasa dan tujuh orang terluka dalam kerusuhan yang terjadi di Rotterdam.

Baca juga: Seorang Wanita di UK Menyesal Tolak Vaksin, Alami Henti Jantung sampai 8 Kali karena Covid-19

Baca juga: Presiden Belarusia Sebut Tentaranya Mungkin Bantu Para Pengungsi Memasuki Uni Eropa

Aktivis anti-vaksinasi memprotes di Ballhausplatz di Wina, Austria, pada Minggu (14/11/2021). Kanselir Austria Alexander Schallenberg mengatakan hari itu bahwa lockdown nasional berlaku mulai Senin ini bagi mereka yang tidak divaksinasi Covid-19 atau baru-baru ini sembuh.
Aktivis anti-vaksinasi memprotes di Ballhausplatz di Wina, Austria, pada Minggu (14/11/2021). Kanselir Austria Alexander Schallenberg mengatakan hari itu bahwa lockdown nasional berlaku mulai Senin ini bagi mereka yang tidak divaksinasi Covid-19 atau baru-baru ini sembuh. (AFP)

Para pengunjuk rasa di berbagai negara Eropa ini menentang pembatasan Covid-19, mandat 'Covid-19 pass' sebagai syarat masuk tempat umum, dan vaksinasi.

Di Austria, penguncian akan dimulai pada Senin mendatang, setelah angka kematian harian naik tiga kali lipat dalam beberapa pekan terakhir.

Berita Rekomendasi

Akibatnya rumah sakit di negara bagian hampir kehabisan kapasitas unit perawatan intensif.

Menurut keterangan pejabat, penguncian akan berlangsung selama 10 hari hingga 20 hari.

Warga hanya boleh keluar rumah untuk membeli makanan, pergi ke dokter, atau olahraga.

Pemerintah juga akan mewajibkan vaksin Covid-19 mulai 1 Februari mendatang, karena tingkat vaksinasi di negara ini cukup rendah.

Sementara itu di Wina, aksi demo dimulai dari alun-alun Heldenplatz, di mana massa meneriakkan kata "Perlawanan!" dan meniup peluit.

Orang-orang mengibarkan bendera Austria sembari serta membawa spanduk untuk mengejek Kanselir Alexander Schallenberg dan Menteri Kesehatan Wolfgang Mueckstein.

Sebagian besar spanduknya bertuliskan ujaran untuk memprotes vaksinasi, seperti "Tubuhku, Pilihanku" dan "Kami Membela Anak-anak Kami".

Sekitar 1.300 petugas polisi bertugas, dan 35.000 pengunjuk rasa berpartisipasi dalam pawai yang berbeda di seluruh kota.

Polisi mengatakan beberapa pengunjuk rasa ditahan, tetapi tidak memberikan angka spesifik.

Kemudian pada Sabtu malam, pengunjuk rasa melemparkan botol dan kaleng bir serta menembakkan kembang api ke polisi, yang kemudian menggunakan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan.

Demonstran mengambil bagian dalam protes terhadap penguncian sebagian virus corona dan terhadap kebijakan pemerintah di jalan Coolsingel pada 19 November 2021 di kota pelabuhan Rotterdam.
Demonstran mengambil bagian dalam protes terhadap penguncian sebagian virus corona dan terhadap kebijakan pemerintah di jalan Coolsingel pada 19 November 2021 di kota pelabuhan Rotterdam. "Demonstrasi ... mengakibatkan kerusuhan. Kebakaran telah terjadi di berbagai tempat, kembang api dinyalakan dan polisi telah melepaskan beberapa tembakan (peringatan)," kata polisi Rotterdam di Twitter. (Killian LINDENBURG / ANP / AFP)

Kanselir Schallenberg sebelumnya pada Jumat meminta maaf atas keputusan penguncian terbaru di Austria.

"Saya minta maaf untuk mengambil langkah drastis ini," katanya pada penyiar publik ORF.

Di Swiss, 2.000 orang memprotes referendum tentang undang-undang pembatasan Covid-19 dari pemerintah, menilai hal itu diskriminatif.

Sementara itu, warga di Amsterdam kembali melakukan protes sehari setelah kerusuhan Rotterdam.

Di Italia, 3.000 orang turun ke jalanan di Circus Maximus untuk memprotes "Green Pass".

Green Pass merupakan syarat untuk masuk kantor, restoran, bioskop, teater, tempat olahraga dan pusat kebugaran, serta untuk perjalanan kereta api jarak jauh, bus atau feri.

Protes itu diikuti ribuan orang yang hampir semuanya tidak mengenakan masker.

Demo juga terjadi di Irlandia Utara, dimana ratusan orang yang menentang paspor vaksin melakukan unjuk rasa di luar balai kota.

Pemerintah Irlandia Utara minggu ini mengumumkan syarat sertifikat vaksin untuk masuk ke klub malam, bar, dan restoran mulai 13 Desember.

Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk bernada ofensif, membandingkan pembatasan virus corona dengan tindakan Nazi Jerman.

Di Kroasia, ribuan orang berkumpul di Ibu Kota Zagreb, membawa bendera, simbol nasionalis dan agama, bersama dengan spanduk menentang vaksinasi dan pembatasan kebebasan orang.

Di Prancis, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengutuk protes kekerasan di pulau Karibia Guadeloupe, salah satu wilayah seberang laut Prancis.

Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung. (Photo by Christof STACHE / AFP)
Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung. (Photo by Christof STACHE / AFP) (AFP/CHRISTOF STACHE)

Baca juga: PPKM Level 3 di Libur Nataru, Komunitas Warteg Nusantara Pertanyakan Fungsi Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Diusir Pendemo saat Aksi Kamisan di Semarang, Moeldoko: Itu Hal Biasa, Saya Hormati dan Hargai

Darmanin mengatakan 29 orang telah ditahan polisi dalam semalam.

Pihak berwenang mengirim 200 petugas polisi lagi ke pulau itu dan akan memberlakukan jam malam dari pukul 6 sore sampai pukul 5 pagi mulai Selasa.

Para pengunjuk rasa di Guadeloupe diketahui memblokade jalan dan membakar mobil.

Mereka mengecam izin kesehatan Covid-19 Prancis yang diperlukan untuk masuk restoran, kafe, tempat budaya, arena olahraga, dan perjalanan jarak jauh.

Mereka juga memprotes vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas