Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putrinya Akhiri Hidup 6 Tahun Lalu, Seorang Ibu di Jepang Terbitkan Memorandum SOS

Takahashi Matsuri mengakhiri hidup di rumahnya pada 6 tahun lalu tepatnya 25 Desember 2015 karena terlalu banyak bekerja.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Putrinya Akhiri Hidup 6 Tahun Lalu, Seorang Ibu di Jepang Terbitkan Memorandum SOS
Foto NHK
Salah satu bagian halaman dari buku SOS yang diterbitkan ibunda dari Takahashi Matsuri, seorang karyawan Dentsu yang mengakhiri hidupnya pada 25 Desember 2015. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari ini Sabtu (25/12/2021) tepat 6 tahun sejak Takahashi Matsuri, seorang karyawan Dentsu Jepang mengakhiri hidupnya lantaran stres karena terlalu banyak bekerja.

Di hari ini pula, Yukimi, ibunda dari Takahashi Matsuri menerbitkan sebuah memorandum.

"Jika Anda menderita karena jam kerja yang panjang atau gangguan kekuasaan, tolong terbitkan SOS. Tolong lakukan yang terbaik untuk putri anda," kata Yukimi, ibunda dari Takahashi Matsuri.

Takahashi Matsuri, karyawan baru Dentsu, mengakhiri hidup di rumahnya pada 6 tahun lalu tepatnya 25 Desember 2015 karena terlalu banyak bekerja.

Pemerintah lewat Kementerian Tenaga Kerja Jepang telah menegur perusahaan Dentsu saat itu dan CEO Dentsu pun telah meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut.

Dalam memorandum tersebut, Yukimi mengatakan, "Aku benar-benar minta maaf karena tidak dapat membantumu enam tahun yang lalu. Aku tidak dilahirkan untuk bekerja. Ibu memikirkanmu setiap hari dan putus asa. Aku melakukan yang terbaik."

Baca juga: Mantan Pacar Tewas di Tangan, Pelakunya Sempat Jalani Perawatan Usai Mencoba Mengakhiri Hidup

BERITA TERKAIT

"Saya tidak dapat melaporkan kepada mu bahwa Matsuri telah mengubah cara kerja Jepang, karena saya mendapatkan pesan SNS yang mengatakan, "Saya ingin ibu mendengarkan kata-kata Matsuri". Ini menyakitkan karena pelecehan kekuasaan dan kerja lembur, dan saya ingin mati," sebuah konten yang menyedihkan dituliskannya.

"Saya sangat sedih dengan meningkatnya jumlah anak muda dan wanita pekerja yang mengakhiri hidupnya dan meningkatnya jumlah orang yang menderita penyakit mental dan mengklaim kecelakaan terkait pekerjaan," tambah Yukimi.

Mereka yang menderita jam kerja yang panjang dan pelecehan kekuasaan, diharapkan Yukimi dapat segera melakukan SOS.

"Saya ingin Anda melakukan yang terbaik sebagai seorang putri. Saya sangat berharap bahwa kita akan menjadi negara di mana semua orang dapat hidup dengan harapan yang lebih baik," demikian harapannya.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas