Pria di Kolombia Jalani Suntik Mati: Saya Tidak Ucapkan Selamat Tinggal, Hanya 'Sampai Jumpa Lagi'
Pria bernama Victor Escobar (60) menjadi orang Kolombia pertama yang meninggal dengan euthanasia legal meski tidak memiliki penyakit mematikan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Sepulveda telah mendapat dukungan sebagian besar keluarganya.
Sebelas saudara kandungnya setuju dengan prosedur tersebut.
Putranya selalu berada di sisinya di hari-hari terakhirnya.
"Saya membutuhkan ibu saya, saya ingin dia bersama saya, hampir dalam kondisi apa pun, tetapi saya tahu bahwa dalam kata-katanya, dia tidak lagi hidup, dia hanya bertahan," kata Federico Redondo Sepúlveda kepada Noticias Caracol.
Namun, tidak semua orang dalam keluarga setuju, terutama karena alasan agama.
"Soal ibu saya, masalahnya menjadi lebih sulit," kata Sepulveda.
"Tetapi, saya pikir jauh di lubuk hatinya dia juga memahaminya."
Keputusannya juga menjalani euthanasia menuai kritik keras, apalagi di negara dengan mayoritas penganut Katolik Roma dan di mana gereja masih menyebut eutanasia sebagai "pelanggaran serius."
Konferensi Waligereja Kolombia bahkan kritik setelah keputusan pengadilan pada bulan Juli.
Monsignor Francisco Antonio Ceballos Escobar mengatakan bahwa euthanasia adalah "pembunuhan yang sangat bertentangan dengan martabat pribadi manusia dan rasa hormat ilahi dari penciptanya."
Ia juga menyebut sebaiknya negara merawat orang sakit daripada memfasilitasi prosedur euthanasia, outlet berita lokal melaporkan.
Sepulveda sebenarnya menyadari hal itu.
Ia juga telah mendiskusikannya dengan para pendetanya.
"Saya tahu bahwa pemilik kehidupan adalah Tuhan, ya. Tidak ada yang bergerak tanpa kehendaknya," katanya.