Topan Rai Hancurkan 1,5 Juta Rumah di Filipina, Kerugian Capai Rp 11 Triliun
IFRC memperkirakan Topan Rai telah yang melanda Filipina pada bulan Desember telah menghancurkan 1,5 juta rumah di negara itu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperkirakan Topan Rai yang melanda Filipina pada Desember lalu telah menghancurkan atau merusak 1,5 juta rumah di negara itu, Selasa (25/1/2022).
Jumlah kerusakan itu disebut lebih banyak daripada topan lainnya dalam beberapa dekade terakhir.
Topan Rai dengan kecepatan angin hingga 193 kilometer per jam mendarat di ibu kota selancar negara itu, Siargao, sebuah pulau kecil di Mindanao timur dengan populasi sekitar 180.000 orang.
Menurut pemerintah provinsi, lebih dari 90 persen bangunan di pulau itu, termasuk sekolah dan balai kota, rusak parah.
Seluruh pulau telah tanpa listrik sejak itu dan tetap bergantung pada generator listrik yang menyediakan pasokan terbatas.
Baca juga: Saksi Ungkap Dua Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina Turut Hadir Baiat ISIS di Makassar
Sementara, banyak penduduknya tinggal di bangunan darurat dan bahkan pusat evakuasi.
Di desa kecil Cangcohoy, pedalaman dari Siargao, 15 keluarga terus berlindung di gedung sekolah setelah rumah mereka hancur, menurut ANC, saluran berita kabel Filipina.
Banyak dari keluarga tersebut juga kehilangan mata pencaharian, dan mereka bergantung pada bantuan, sebagian besar dari donor dari pihak swasta, untuk bertahan hidup.
IFRC mengatakan dukungan kemanusiaan, termasuk rumah, pasokan air bersih, dan perawatan kesehatan, tetap besar.
"Sudah lebih dari satu bulan sejak Topan Rai menghantam Filipina, namun jutaan orang masih sangat membutuhkan dukungan kemanusiaan, termasuk rumah, pasokan air bersih, dan perawatan kesehatan," kata kepala negara IFRC Alberto Bocanegra seperti dikutip Aljazeera.
Baca juga: Jika Terpilih Jadi Wapres Filipina, Sara Duterte Akan Bikin Wajib Militer Pemuda Berusia 18 Tahun
"Topan Super ini telah menyebabkan kehancuran besar, menghancurkan atau merusak lebih banyak rumah daripada badai mana pun dalam beberapa dekade terakhir."
Dibandingkan dengan Topan Super Haiyan tahun 2013, yang menewaskan lebih dari 6.000 orang, Topan Rai meninggalkan jalur kehancuran yang jauh lebih luas, menghantam beberapa pulau besar termasuk Bohol, Cebu, Negros, dan Palawan.
Menurut perkiraan, kerusakan yang ditinggalkan oleh Topan Rai bisa mencapai 790 juta dollar atau setara dengan Rp 11,3 triliun.
"Ini adalah bencana yang jauh lebih besar daripada yang disadari dunia sebulan lalu," kata ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon, yang juga seorang senator.