Pejabat Seoul: Korea Utara Tembakkan Proyektil ke Laut Lepas di Pantai Timur
Korea Utara menembakkan setidaknya satu proyektil tak dikenal ke laut lepas panti timurnya, kata militer Korea Selatan, Kamis (27/1/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kim Jong Un mengandalkan tiga orang teratas untuk memimpin program misil yang dipercepat negara rahasia itu.
Mereka termasuk Ri Pyong Chol, mantan jenderal tinggi angkatan udara; Kim Jong Sik, seorang ilmuwan roket veteran; dan Jang Chang Ha, kepala pusat pengembangan dan pengadaan senjata.
Pejabat keempat, Pak Jong Chon, kepala Staf Umum juga mengambil peran yang lebih tinggi di Departemen Industri Militer (MID), yang bertanggung jawab atas produksi senjata strategis, kata Gause.
"Kami telah melihat banyak perubahan di arena industri militer dalam beberapa tahun terakhir," kata Gause.
Baca juga: Korea Utara Akui Lakukan Uji Senjata Keempat, Tembakkan 2 Peluru Kendali Taktis, Meski Dilarang PBB
Pak mengawasi banyak tes baru-baru ini tanpa kehadiran Kim Jong Un, yang tidak menghadiri peluncuran rudal apa pun pada tahun 2021, sebelum mengamati salah satu peluncuran rudal hipersonik pada bulan Januari.
Tahun lalu juga melihat penunjukan Yu Jim untuk memimpin MID.
Yu sebelumnya adalah perwakilan dari pedagang senjata utama negara Korea Utara di Iran, kata Madden.
Baca juga: Perang Yakuza Jepang Bangkit Lagi, Seorang Pimpinan Mikamegumi Ditembak Mati
Bantuan Luar Negeri
Program rudal Korea Utara berakar pada bantuan yang diterimanya dari Uni Soviet, dan kemudian Rusia, kata para analis, dan pendorong yang terlibat dalam mendorong hulu ledak hipersonik terbaru mirip dengan desain Soviet.
Ada perdebatan tentang seberapa banyak bantuan itu berlanjut sejak 1990-an.
Menurut penunjukan sanksi terbaru oleh Amerika Serikat, warga Korea Utara yang terkait dengan NADS di China dan Rusia terus mendapatkan bahan dan informasi teknis untuk program WMD dan rudal Korea Utara, dibantu oleh setidaknya satu perusahaan telekomunikasi Rusia dan seorang warga negara Rusia.
Markus Schiller, seorang ahli rudal yang berbasis di Eropa, berpendapat bahwa keberhasilan Korea Utara dalam pengujian menunjukkan bahwa pihaknya mendapat dukungan eksternal.
Schiller mencatat, bagaimanapun, bahwa di bawah Kim Jong Un, rudal Korea Utara lebih sering gagal daripada di masa lalu.
Itu menunjukkan bahwa Kim sedang menguji lebih banyak desain buatan sendiri daripada pendahulunya.
Berita lain terkait dengan Korea Utara
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)