Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli: Kematian Pimpinan ISIS Timbulkan Lebih Banyak Pertanyaan daripada Jawaban

Ahli peringatkan kebangkitan ISIS setelah serangan komando Amerika Serikat (AS) di Suriah menewaskan pimpinan ISIS Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Ahli: Kematian Pimpinan ISIS Timbulkan Lebih Banyak Pertanyaan daripada Jawaban
AFP
File foto pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. Pasukan khusus AS membunuh Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi pada 3 Februari 2022. Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi termasuk di antara 13 orang yang tewas dalam baku tembak dua jam di sebuah rumah di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di Suriah. 

Melansir CNA, Qurayshi juga dikenal dengan nama Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla.

Lahir di kota Tal Afar di Irak utara dan diperkirakan berusia pertengahan 40-an, jabatannya di jajaran kelompok ekstremis adalah jarang terjadi bagi non-Arab, yang lahir dalam keluarga Turkmenistan.

Baca juga: Pakar Kontraterorisme: Pemimpin ISIS Tewas, tapi Faksi Lainnya Masih Menjadi Ancaman bagi AS

Baca juga: Pemimpin ISIS Ledakkan Diri saat Dikepung Tentara AS, Joe Biden Menyebutnya Pengecut

Qurayshi melayani di tentara Irak di bawah Saddam Hussein, mendiang diktator yang digulingkan oleh invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.

Dia bergabung dengan barisan Al-Qaeda setelah Hussein ditangkap oleh pasukan AS, menurut Proyek Kontra Ekstremisme (CEP ) lembaga pemikir.

Pada 2004, Qurayshi ditahan oleh pasukan AS di penjara Camp Bucca yang terkenal di Irak selatan, tempat Baghdadi dan sejumlah tokoh ISIS bertemu.

Baca juga: Biden: Pemimpin ISIS Tewas dalam Serangan AS di Suriah

Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Qurayshi tewas dalam operasi militer di Suriah, kata AS

Quraish mengambil alih jaringan jihadis dua tahun lalu setelah pendirinya, Abu Bakr al-Baghdadi, meledakkan diri dalam serangan pasukan khusus AS pada Oktober 2019.

Dianggap low-profile tapi brutal, Qurayshi selalu berada di bawah pengawasan intelijen Irak dan AS.

Berita Rekomendasi

Qurayshi mengambil alih pada saat IS telah dilemahkan oleh serangan pimpinan AS selama bertahun-tahun dan hilangnya "kekhalifahan" yang diproklamirkan sendiri di Suriah dan Irak utara. 

Departemen Luar Negeri AS memberikan hadiah US$10 juta untuk jabatannya dan menempatkan Al-Qurayshi dalam daftar "Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus".

Warga Suriah berkumpul pada 3 Februari 2022 di tempat kejadian menyusul serangan semalam oleh pasukan operasi khusus AS terhadap tersangka jihadis di provinsi barat laut Suriah Idlib yang menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk tiga warga sipil. (Photo by Aaref WATAD / AFP)
Warga Suriah berkumpul pada 3 Februari 2022 di tempat kejadian menyusul serangan semalam oleh pasukan operasi khusus AS terhadap tersangka jihadis di provinsi barat laut Suriah Idlib yang menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk tiga warga sipil. (Photo by Aaref WATAD / AFP) (AFP/AAREF WATAD)

Pembuat Kebijakan Brutal

Setelah dibebaskan, Qurayshi tetap berada di sisi Baghdadi dan mengambil kendali cabang Al-Qaeda Irak pada 2010.

Qurayshi kemudian membelot untuk mendirikan Negara Islam Irak (ISI), kemudian Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pada 2014, Qurayshi membantu Baghdadi menguasai kota utara Mosul, kata CEP.

Lembaga pemikir tersebut mengatakan bahwa Al-Qurayshi dengan cepat memantapkan dirinya di antara jajaran senior pemberontak dan dijuluki 'Profesor' dan 'Penghancur'.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas