Apa Itu Chernobyl? Area Fasilitas Pembangkit Nuklir di Ukraina yang Kini Dikuasai Rusia
Pasukan Rusia menguasai Chernobyl di Ukraina. Apa itu Chernobyl yang merupakan satu tempat terjadinya bencana nuklir paling parah di dunia?
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kemudian pada tahun itu pula, inti reaktor yang sangat mengandung radioaktif itu ditutup dengan sarkofagus beton dan baja.
Korban Bencana Chernobyl
Beberapa sumber menyatakan, dua orang tewas dalam ledakan awal.
Sementara sumber lain melaporkan bahwa jumlah korban tewas mendekati 50 orang.
Lusinan orang terjangkit penyakit serius karena terpapar radiasi yang, beberapa dari orang-orang ini kemudian meninggal.
Debu radioaktif disebarkan oleh angin melalui Belarusia Rusia, dan Ukraina, dan segera mencapai hingga ke Prancis dan Italia barat.
Jutaan hektare hutan dan lahan pertanian terkontaminasi dan meskipun ribuan orang dievakuasi, ratusan ribu hektare tetap berada di daerah yang terkontaminasi.
Selain itu, pada tahun-tahun berikutnya banyak hewan ternak lahir dalam kondisi cacat.
Sementara dampaknya kepada manusia, beberapa orang menderita penyakit yang disebabkan radiasi.
Dikuasai Rusia
Kini, PLTN Chernobyl yang dulu ditinggalkan telah direbut Rusia dalam serangan invasi yang diluncurkan sejak Kamis kemarin.
Penasihat kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, dikuasainya Chernobyl merupakan salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini.
"Rusia ingin mengendalikan reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi sinyal kepada NATO agar tidak ikut campur secara militer," katanya.
Sementara Igor Novikov, mantan penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, ancaman ke Eropa dari fasilitas nuklir yang kini tidak aktif itu perlu ditanggapi secara serius.
"Saya perlu mengatakan dan ini sekaligus peringatan bagi sahabat-sahabat Eropa kami, Ukraina memiliki 15 reaktor nuklir aktif dan limbah nuklir di Chernobyl."
"Satu mortir meleset, maka semua orang di Eropa menghadapi bencana nuklir besar," kata Novikov kepada Al Jazeera.
"Semua orang harus memahami bahwa ini bukan hanya tentang Ukraina, seluruh Eropa berada dalam bahaya besar," tambahnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Malvyandie Haryadi) (Kompas.com/Tito Hilmawan Reditya)