Soal Konflik Rusia dan Ukraina, Pemerintah Indonesia Desak DK PBB Bertindak Cegah Situasi Memburuk
Pemerintah Indonesia merilis penyataan soal konflik Rusia-Ukraina, termasuk mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak cegah memburuknya situasi.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Inza Maliana
Menurutnya, harga tersebut telah melewati asumsi ICP dalam APBN 2022 yang hanya sebesar 63 dolar AS per barel.
Konflik Rusia dengan Ukraina berpotensi membuat ICP akan kembali naik.
"Kondisi ini semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat akan semakin meningkat," jelas Agung kepada Tribunnews.com, Jumat (25/2/2022).
Ia menjelaskan, kenaikan harga minyak menjadi perhatian pemerintah.
Terlebih, sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih dilakukan secara impor.
"Kami terus monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak," jelas Agung.
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Rilis Peringatan Rusia Akan Merebut Kiev Sebelum Fajar
- Meningkatnya Beban APBN
Sektor pertama yang akan terimbas dari perang Rusia dan Ukraina adalah bidang perekonomian.
"Kalau dari sisi ekonomi, dampak yang akan dirasakan Indonesia adalah meningkatnya beban APBN terkait subsidi BBM, karena harga minyak dunia meningkat tajam. Indonesia yang merupakan importir minyak bumi tentu akan terdampak," kata Ferdi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/2/2022).
Kenaikan harga minyak juga tentu akan menimbulkan efek domino pada produk-produk yang lain.
"Namun selain itu, kesempatan ekonomi mungkin juga akan muncul, walaupun saya pikir tidak signifikan,”
“Misalnya terkait harga emas yang juga ikut naik belakangan, Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor emas tentu akan diuntungkan," jelas Ferdi.
- Memicu Kenaikan Harga Berbagai Komoditas hingga Nilai Tukar Dolar AS
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan mengatakan pasar langsung menunjukkan reaksi negatif.