Akun Twitter Resmi Ukraina Posting Permintaan Sumbangan Kripto di Tengah Invasi Rusia
Wakil perdana menteri Mykhailo Fedorov dan diplomat Ukraina Olexander Scherb juga memposting hal yang sama dan membagikan alamat donasi cryptocurrency
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ukraina mengeluarkan permintaan sumbangan cryptocurrency dalam bentuk bitcoin, ether, dan USDT melalui akun Twitter resminya pada Sabtu (26/2/2022).
Permintaan sumbangan cryptocurrency itu dilakukan di tengah serangan militer yang sedang dilancarkan pasukan militer Rusia.
Dalam postingan Twitter @Ukraine, awalnya membagikan tiga pesan permintaan sumbangan cryptocurrency sebelum dua pesan pertamanya telah dihapus.
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Akan Berpengaruh pada Harga Pangan di Indonesia
Postingan ini sempat diragukan dan dianggap sebagai imbas dari serangan siber yang diterima Ukraina. Namun, Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengonfirmasi kebenaran postingan itu.
"Saluran komunikasi Kementerian Transformasi Digital Ukraina dan Menteri Mykhailo Fedorov aman. Kami tidak diretas. Ini adalah posisi dan pesan resmi yang ingin kami bagikan. Kami mencoba untuk berkontribusi pada kemenangan Ukraina dan meningkatkan kesadaran masyarakat internasional tentang apa yang terjadi di Ukraina. Dengan segala cara yang kami bisa," jelas perwakilan Kementerian Transfrmasi Digital Ukraina yang dikutip dari theblockcrypto.com, Minggu (27/2/2022).
Pejabat pemerintah, termasuk wakil perdana menteri Mykhailo Fedorov dan diplomat Ukraina Olexander Scherb juga memposting hal yang sama dan membagikan alamat donasi untuk cryptocurrency.
Data blockchain menunjukan alamat donasi untuk bitcoin (BTC) telah mengumpulkan total 9.78612041 BTC, dengan transaksi paling awal diposting pada 24 Februari lalu. Sedangkan untuk ETH berhasil terkumpul hingga 85 ETH. Data dari Etherscan sendiri mengabarkan donasi juga telah diterima dalam bentuk USDT, USDC, serta beberapa token yang tidak dapat dipertukarkan.
Baca juga: Ibu Kota Ukraina Kiev Siaga Tinggi, Presiden Zelensky Serukan Warganya untuk Membela Negara
Postingan tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran, mengingat militer Rusia juga melakukan serangan siber selama invasinya.
Kekhawatiran ini juga disampaikan oleh salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin yang berpesan agar orang-orang menghindari pengiriman donasi tanpa verifikasi tambahan.
"Ada banyak peretasan di samping invasi ini, ini bisa dengan mudah menjadi peretasan. Lingkungan info ini sangat tidak bersahabat, lakukan kewaspadaan yang ekstrem," kata Buterin.
Buterin segera menghapus pesannya setelah ia mendapat beberapa konfirmasi dari beberapa sumber jika postingan terkait sumbangan cryptocurrency Ukraina sah. Namun Buterin tetap mengingatkan untuk tetap waspada saat mengirim donasi dalam bentuk kripto.
Perusahaan analitis blockchain, Elliptic melacak donasi kripto untuk Ukraina, dan mengeluarkan keterangan donasi telah terkumpul 5,1 juta dolar AS pada Sabtu kemarin, dan telah disumbangkan dalam beberapa hari terakhir.
Postingan twitter ini muncul saat saat pasukan invasi Rusia bergerak semakin dekat ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Beberapa laporan menyatakan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah menolak tawaran AS untuk mengungsi.