Negara-negara Tetangga Mulai Khawatir Diserang Rusia Setelah Berhasil Menginvasi Ukraina
Vladimir Putin akan "ingin mengembangkan kebijakan agresifnya, invasinya", kata Mateusz Morawiecki kepada harian Perancis Ouest-France.
Editor: Hasanudin Aco
Dia juga menyerukan paket sanksi berat yang belum pernah menimpa Moskwa, serta diskusi untuk membuat Eropa independen dari hidrokarbon Rusia.
"Dengan membeli minyak dan gas Rusia, kami hari ini mendanai kebijakan agresi Rusia," katanya.
Warsawa berada di garis tembak Uni Eropa karena menentang supremasi hukum Uni Eropa dan di tengah kekhawatiran atas independensi peradilannya.
Akan tetapi Morawiecki mengatakan, dia mengharapkan Komisi Eropa "tidak mengganggu kami dengan apa yang disebut prosedur aturan hukum ... karena kami saat ini membela sayap timur."
"Kami diperlakukan secara diskriminatif bahkan di masa perang. Kami tidak boleh diperlakukan seperti itu."
Khawatir PD III
Sejak awal muncul kekhawatiran Perang Dunia III (PD III) menyeruak di balik perintah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi militer ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken semakin yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang negara lain setelah kuasai Ukraina.
Blinken memperingatkan hal itu setelah mendapatkan sebuah gambar satelit.
Gambar tersebut memperlihatkan Rusia mengumpulkan pasukan, mobil baja dan persenjataan di perbatasan Belarusia dan Polandia.
Pengumpulan pasukan yang besar tersebut terlihat di kota Brest, Belarusia, yang berjarak 16 km dari Polandia.
“Apakah Putin mungkin akan berusaha melangkah lebih jauh dari Ukraina? Tentu saja, itu sangat mungkin,” kata Blinken saat diwawancarai ABC, Kamis (24/2/2022), dikutip dari Daily Mail.
Tetapi, Blinken menegaskan bahwa jika Putin berusaha untuk menyerang negara tetangga Ukraina seperti Polandia, Slowakia, Hungaria, dan Rumania, berarti Rusia berusaha menginvasi negara anggota NATO.
Hal itu berarti secara otomatis memancing AS, Inggris, Prancis, Kanada, dan negara lainnya dari aliansi dengan anggota 30 negara itu.