Tentara Rusia yang Ditangkap Ukraina Ditipu Komandannya, Diajak Latihan Malah Disuruh Ikut Perang
Hari pertama invasi militer Rusia di Ukraina, Kamis (24/2/2022), muncul foto dua pria berseragam tentara Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Tentara Rusia yang ditangkap di Ukraina mengatakan bahwa sebenarnya mereka tidak ingin perang dan berharap segera pulang ke rumah.
Dalam sebuah video viral, terlihat bahwa para tentara itu mengklaim telah ditipu oleh komandan mereka.
Newsweek melaporkan Senin (28/2/2022), sebuah video yang merekam lima tentara Rusia yang ditangkap di Kharkiv oleh pasukan Ukraina viral di media sosial.
Video itu diposting pada hari Minggu dan sejauh ini telah ditonton lebih dari 700.000 kali.
Orang yang merekam video mewawancarai masing-masing tentara yang terikat tangan dan mempertanyakan mengapa mereka menyerang Ukraina.
Para prajurit mengatakan bahwa mereka hanya ingin kembali ke rumah, tidak ingin menyerang Ukraina sejak awal dan mengalami demoralisasi.
Baca juga: Rudal Rusia Menghantam Taman Kanak-kanak Ukraina, Satu Orang Anak Meninggal
Setelah ditanya dari unit militer apa mereka berasal, tentara Rusia masing-masing menjawab dengan nomor unit militer mereka.
Ketika ditanya apa tujuan mereka datang ke Ukraina, para tentara memberikan tanggapan yang berbeda-beda sambil mengatakan bahwa mereka telah dibohongi dan ditipu.
"Kami datang ke sini untuk pelatihan. Kami ditipu sedikit, jadi begitulah saya di sini," kata tentara Rusia pertama.
"Untuk pelatihan. Saya dikirim ke sini oleh komandan," kata prajurit Rusia kedua.
Prajurit ketiga berkata "Kami diberitahu bahwa kami dikirim untuk pelatihan pada awalnya, tetapi kami ditempatkan di garis depan. Orang-orang kehilangan semangat dan tidak ingin pergi, tetapi mereka mengatakan Anda akan menjadi musuh publik. Kami tidak ingin perang ini. Kami hanya ingin pulang dan kami menginginkan perdamaian."
Prajurit keempat mengatakan, komandannya memberi tahu mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Kami tidak tahu apa-apa. Kami tertipu dan ditinggalkan."
Ibu Tentara Rusia Menangis Anaknya Jadi Tawanan