Laporan Rasisme di Ukraina: Warga Asing Kedinginan, Jalan Kaki, Tanpa Makanan, dan Dugaan Pemukulan
Beberapa laporan terkait rasisme menggaung di perbatasan Ukraina, di mana warga asing disebut tak mendapat hak yang sama dengan orang kulit putih.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
![Laporan Rasisme di Ukraina: Warga Asing Kedinginan, Jalan Kaki, Tanpa Makanan, dan Dugaan Pemukulan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengungsi-dari-ukraina.jpg)
Saakshi Ijantkar mengatakan, pasukan keamanan Ukraina dan pejabat perbatasan mengizinkan 30 orang India untuk ke perbatasan, hanya setelah 500 orang Ukraina masuk.
Untuk mencapai perbatasan ini dirinya harus berjalan 4 hingga 5 Kilometer (Km) dari pos pemeriksaan pertama ke pos pemeriksaan kedua.
![Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengungsi-dari-ukraina-berbaris-untuk.jpg)
Orang Ukraina diberikan taksi dan bus untuk bepergian, namun semua negara lain harus berjalan kaki.
"Mereka sangat rasis terhadap orang India dan negara lain,'" kata pria 22 tahun tersebut.
Ijantkar mengatakan, dia melihat pria India dibiarkan dalam antrian selama berjam-jam bersama dengan warga negara non-Ukraina lainnya.
"Mereka sangat kejam. Pos pemeriksaan kedua adalah yang terburuk, tentara Ukraina tidak mengizinkan pria dan anak laki-laki India untuk menyeberang. Mereka hanya mengizinkan gadis-gadis India saja. Kami harus benar-benar menangis dan memohon di kaki mereka. Setelah gadis-gadis India masuk, anak-anak lelaki itu dipukuli. Tidak ada alasan bagi mereka untuk memukuli kami dengan kekejaman ini," kata Ijantkar.
"Saya melihat pria Mesir berdiri di depan dengan tangan di rel, dan karena itu seorang penjaga yang mendorongnya dengan sangat kuat dan pria itu menabrak pagar,dan dia kehilangan kesadaran," katanya.
Ijantkar juga mengatakan banyak siswa menunggu setidaknya satu hari, tetapi akhirnya kembali ke Lviv karena dia ketakutan, menunggu dalam suhu beku tanpa makanan, udara, atau selimut.
Baca juga: Kanada Ikut Jatuhkan Sanksi, Hentikan Impor Minyak Mentah dari Rusia
"Saya orang-orang yang gemetar hebat dalam cuaca dingin, mereka pingsan hipotermia. Kami tidak bisa mendapatkan bantuan dan hanya berdiri berjam-jam," katanya.
Pihak Ukraina Buka Suara
Andriy Demchenko, juru bicara Layanan Penjaga Perbatasan Ukraina mengatakan bahwa laporan rasisme dan penganiayaan di perbatasan tidak benar.
Dirinya menyebut para penjaga bekerja di bawah tekanan besar di wilayah perbatasan, dan telah bekerja sesuai hukum.
Sejak hari Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina, gelombang orang yang mencoba meninggalkan Ukraina dan zona perang sebelumnya telah meningkat pesat.
Untuk mempersiapkan proses dan memungkinkan lebih banyak orang untuk menyeberang, pemerintah telah menyelesaikan prosedur penyeberangan perbatasan sebanyak mungkin.