Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Khawatir Alami Lonjakan Harga Berlebih, AS Mulai Pertimbangkan Sanksi Impor Minyak Rusia

Harga minyak mentah hingga gas alam produksi Rusia melonjak drastis setelah negara yang dipimpin Vladimir Putin itu diserbu beragam sanksi.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Khawatir Alami Lonjakan Harga Berlebih, AS Mulai Pertimbangkan Sanksi Impor Minyak Rusia
Pavel Golovkin, Eric BARADAT / AFP / POOL
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Harga minyak mentah hingga gas alam produksi Rusia melonjak drastis setelah negara yang dipimpin Vladimir Putin itu diserbu beragam sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Lonjakan harga ini lantas membuat sebagian negara dunia cemas tak terkecuali pemerintah Amerika Serikat (AS).

Diketahui saat ini pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan aturan baru terkait impor minyak mentah dari Rusia.

Hal tersebut menyikapi adanya dampak kelangkaan minyak mentah pada konsumen global di seluruh dunia.

Menurut data British Petroleum (BP) Statistical Review of World Energy 2021, Rusia diklaim menjadi salah satu negara produsen minyak bumi terbesar di dunia dengan memproduksi lebih dari 524,4 juta ton minyak atau setara dengan 12,6 persen dari total produksi global tahun 2020.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Evakuasi Warga Mariupol dan Volnovakha saat Gencatan Senjata

Meski AS hanya mengimpor sekitar 8 persen dan tak sepenuhnya menggantungan kebutuhan minyak pada Rusia.

Berita Rekomendasi

Namun, pihaknya khawatir jika aturan impor tak kunjung dibuat maka pasar global akan mengalami kelangkaan minyak hingga membuat negara-negara dunia tak lagi dapat menikmati pasokan minyak mentah.

“Setiap pembatasan aliran Rusia akan menyebabkan rasa sakit secara eksklusif di pihak pembeli karena Rusia dapat dengan mudah menempatkan bahan bakar minyak mereka di China atau India,” kata David Wech, kepala ekonom penyedia data minyak Vortexa Ltd AS.

Baca juga: Umumkan Gencatan Senjata di Dua Kota Ukraina, Rusia Jamin Keamanan Jalur Evakuasi untuk Warga Sipil

David menambah adanya kenaikan ini, turut mengerek naiknya harga kebutuhan bahan pokok imbas dari meroketnya harga bahan bakar bensin.

Jika hal ini semakin dibiarkan tentunya dunia akan mengalami inflasi global.

Sebelumnya AS telah berencana menerapkan UU baru gagasan dari Senator Joe Manchin, seorang Demokrat Virginia Barat, dan Lisa Murkowski, seorang Republikan Alaska.

UU tersebut berisikan aturan pemblokiran aliran minyak dan gas Rusia ke AS.

Baca juga: Sepekan Lebih Konflik Rusia dan Ukraina Terjadi, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Nasional Indonesia?

Namun, karena masih menimang sisi negatif dan positif dari UU tersebut terhadap pasar global membuat pemerintahan Biden terpaksa menangguhkan UU tersebut sambil mencari alternatif baru.

Presiden AS Joe Biden khawatir jika nantinya UU tersebut disahkan justru makin memicu lonjakan harga minyak mentah

Terpantau hingga saat ini harga rata-rata untuk satu galon bensin tanpa timbal biasa dipasaran global mencapai 3,84 dolar AS.

Sementara harga minyak mentah Brent diperdagangkan lebih dari 115 dolar AS per barel.
(fortune.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas