Gelar Pernikahan di Garis Pertahanan Ukraina, Mempelai Wanita Masih Pakai Seragam Militer
Lesya dan Valeriy menikah di garis pertahanan teritorial di dekat Kiev. Sejumlah tentara bernyanyi dan merayakannya penuh suka cita.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah perang berkecamuk di Ukraina, sepasang kekasih memutuskan menikah.
Kedua mempelai bahkan masih mengenakan seragam militer saat mengikat janji sehiup semati dalam ikatan pernikahan.
Mereka menikah di garis pertahanan teritorial di dekat Kiev. Sejumlah tentara bernyanyi dan merayakannya penuh suka cita.
Video pernikahan mereka pun beredar di media sosial.
Baca juga: Menlu Ukraina dan Menlu Rusia Dijadwalkan Bertemu di Turki
Baca juga: Ukraina Klaim Lebih Dari 30 Helikopter Rusia Hancur di Wilayah Kherson pada Minggu Malam
Baca juga: Satu Juta Orang Lebih Melarikan Diri dari Ukraina ke Polandia Sejak Invasi Rusia
Belakangan diketahui kedua mempelai bernama Lesya dan Valeriy.
Lesya yang telah menukar helmnya dengan kerudung putih terlihat memegang sebuket bunga.
Ia tersenyum dan memegang tangan Valeriy.
Daily Mail pada Senin (7/3/2022) mewartakan bahwa rekaman itu dibagikan oleh Paul Ronzheimer, reporter untuk outlet berita Jerman BILD-Zeitung.
Videonya sejak itu telah menerima sekitar 22.000 tampilan dan disukai ratusan penonton. Sebagian besar yang melihat video itu memberi komentar berharap mereka bahagia dan makmur.
Salah satu tentara juga tampak mengenakan salib Kristen Ortodoks, yang sering terlihat di pesta pernikahan di negara yang mayoritas penduduknya menganut agama tersebut.
Rusia telah membuat kemajuan di Ukraina selatan sejak invasi 11 hari yang lalu, menyerbu kota Kherson dan menembaki pelabuhan Mariupol, tetapi Odessa sejauh ini sebagian besar selamat.
Kremlin dilaporkan bersiap menggempur Odessa dan mematikan sistem pertahanannya, saat gencatan senjata diserukan untuk kota Mariupol yang terkepung.
Baca juga: Zelenksyy Minta Barat untuk Tutup Langit Ukraina atau Kirim Senjata
Ada kekhawatiran berkembang bahwa Putin dapat meledakkan rute pelarian para pengungsi dengan serangan udara untuk kedua kalinya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (7/3/2022) memperingatkan bahwa pasukan Rusia bersiap untuk menyerang Odessa - kota pelabuhan bersejarah di pantai Laut Hitam.
Dalam pidato video, pemimpin Ukraina itu mengatakan: "Mereka sedang bersiap untuk mengebom Odessa.
“Orang Rusia selalu datang ke Odessa. Mereka selalu hanya merasakan kehangatan di Odessa. Hanya ketulusan. Dan sekarang apa? Bom melawan Odessa? Artileri melawan Odessa? Rudal melawan Odessa?”
“Ini akan menjadi kejahatan perang. Itu akan menjadi (aksi) kejahatan bersejarah.”