Presiden Rusia Vladimir Putin Tegaskan Hanya Kirim Militer Profesional ke Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina hanya melibatkan anggota militer profesional saja.v
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina hanya melibatkan anggota militer profesional saja.
"Prajurit wajib militer yang tidak berpartisipasi dalam operasi ini tidak akan ada di masa depan," kata Putin ketika berbicara ke pers Senin kemarin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (8/3/2021), dalam ucapan selamatnya pada Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret, Putin berbicara kepada kerabat para prajurit yang kini sedang berpartisipasi dalam operasi militer khusus.
Berikut isi pesan Putin kepada seluruh perempuan yang ada dalam hidup para prajurit Rusia:
'Saya ingin berbicara kepada ibu, istri, saudara perempuan, pengantin dan pacar tentara dan perwira kami yang sekarang sedang membela Rusia selama operasi militer khusus.
Saya mengerti bagaimana kekhawatiran anda terhadap orang yang anda cintai dan sangat dekat dengan anda.
Bangga lah kepada mereka, sama seperti rasa bangga dan kekhawatiran yang ditunjukkan seluruh negeri kepada mereka.
Saya ingin menekankan bahwa tentara yang tidak bertugas secara aktif, tidak akan berpartisipasi dalam perang ini.
Dan tidak akan ada tambahan pemanggilan tentara cadangan.
Tugas yang ditetapkan hanya diselesaikan oleh prajurit profesional.
Saya yakin mereka akan memastikan keamanan dan perdamaian bagi rakyat Rusia'.
Baca juga: Profil Pasha Lee, Aktor Kawakan Ukraina yang Tewas Ditembak Tentara Rusia
Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Menurut Putin, tujuan utamanya adalah untuk melindungi 'orang-orang yang telah menjadi sasaran diskriminasi dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.
Operasi itu dimulai dengan melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina' serta mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas 'kejahatan berdarah terhadap warga sipil' di Donbass.